Jakarta - Peningkatan kasus kematian akibat pandemi Covid-19, berdampak pada jumlah anak yang kehilangan pengasuhan orang tua, atau menjadi yatim piatu. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegaskan, negara harus bertanggung jawab memastikan pemenuhan hak anak yang terdampak Covid-19, baik dari pendidikan maupun pengasuhannya.
"Pertama, mental anak-anak ini harus dikuatkan dulu, karena berbahaya kalau dia mengalami tekanan mental, lama-lama bisa depresi dan menyakiti diri sendiri. Itu tentunya tidak kita inginkan. Jadi anak-anak ini harus mendapatkan bantuan psikososial.” kata Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi (AKIP) TVOne, Sabtu (31/7/2021).
Selanjutnya, lanjutnya, anak-anak ini masa depannya masih panjang, selama ini masih bergantung hidup awalnya kepada orang tua. Maka setelah orang tua mereka tidak ada, pendidikan anak-anak ini harus menjadi tanggug jawab Negara.
Retno menyayangkan, hingga kini belum ada data yang valid dari pemerintah, menyangkut jumlah dan domisili anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi. Menurutnya, pemerintah pusat bisa bekerja sama dengan perangkat daerah untuk melakukan pendataan.
"Data anak-anak yang kehilangan orang tua itu sebenarnya memang harusnya pemerintah yang mengeluarkan melalui Kementerian Kesehatan. Misalnya berapa pasien yang meninggal karena Covid, dari angka 83.000 saat ini berapa yang usia produktif, dari angka produktif berapa yang sudah menikah, dan apakah dia memiliki anak, jumlahnya berapa dan usia berapa. Ini sebenarnya bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah artinya melalui desa-desa. Kepala desa pasti tahu siapa warga yang meninggal dan ternyata memiliki anak. Anaknya kemudian mendadak yatim piatu bisa kehilangan salah satu atau keduanya. Pendataan ini penting, karena kalau tidak tahu pemetaannya dimana, jumlahnya berapa, kita tidak bisa melakukan intervensi," tegas Retno.
KPAI menekankan, meski sejumlah anak yang kini menjadi yatim piatu telah mendapatkan bantuan, namun masih banyak lagi anak-anak yatim piatu yang belum tersentuh bantuan pemerintah, lantaran belum ada pendataan yang akurat. Padahal, lanjut Retno, mereka sangat membutuhkan perhatian, tidak hanya dalam hal materi, tapi juga kasih sayang dan pengasuhan yang tepat. (mps/mii)
Load more