Jakarta - Tenaga Kesehatan (Nakes) dan tenaga penunjang di RSUD Cempaka Putih Jakarta, mendapat suntikan booster vaksin dosis ketiga. Pemberian vaksin dosis ketiga diharapkan dapat memberikan imunitas yang tinggi bagi para Nakes yang menjadi garda terdepan dalam penangan Covid-19.
Selain itu, pemberian vaksin booster untuk mengurangi angka tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid -19, meski sudah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19. Oleh karena itu, pemberian dosis ketiga bagi para Nakes dan tenaga penunjang di fasilitas kesehatan sangat perlu, karena antibodi biasanya akan menurun setelah 6 bulan mendapatkan vaksin kedua.
Menurut Ketua vaksinasi RSUD Cempaka Putih, dokter Putri Wijayanti, vaksin jenis Moderna menjadi pilihan dalam pemberian vaksin dosis ketiga. Bahkan, Dinas Kesehatan telah memberikan 10 vial vaksin moderna untuk RSUD Cempaka Putih.
“Satu vial bisa digunakan untuk sekitar 14 sampai 15 dosis, sehingga total ada 140 hingga 150 dosis yang bisa disuntikkan untuk 140 sampai 150 orang. Kegiatan vaksin booster ini pun akan berlangsung hingga hari selasa mendatang.” Jelasnya
Putri menambahkan, efek samping yang timbul usai divaksin booster moderna tersebut terbilang cukup kuat. Beberapa tenaga kesehatan mengeluhkan demam dan rasa panas serta pegal pada tangan setelah divaksin. Namun ia menegaskan, bahwa itu adalah efek yang wajar dan sejauh ini tidak ada reaksi berlebihan seperti kejang maupun sesak pasca
Pemberian vaksin dosis ketiga kepada Nakes di RSUD Cempaka putih telah berlangsung sejak senin (2/8) lalu dan hari ini, Jumat (6/8). Sebanyak 106 tenaga kesehatan RSUD Cempaka Putih telah mendapatkan vaksin dosis ketiga pada senin lalu, semantara untuk hari ini, vaksinasi dosis ketiga diberikan kepada 15 tenaga medis.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI telah menyetujui pemberian vaksin booster untuk Nakes, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
Terkait efektvitas jenis vaksin Moderna, pihak Moderna mengatakan pada Kamis (7/8) seperti yang dikutip Reuters, kemanjuran vaksin Covid-19 buatannya masih sekitar 93 persen setelah dosis kedua, hampir tak berubah dari efikasi 94 persen yang dilaporkan dalam uji klinis pertama.
Angka itu lebih baik ketimbang data yang dirilis rivalnya, Pfizer dan BioNTech, pekan lalu yang mengatakan efikasi vaksin mereka turun menjadi sekitar 84 persen enam bulan setelah suntikan kedua.
Kedua vaksin tersebut sama-sama berbasis teknologi messenger RNA (mRNA).
"Kami sangat senang kemanjuran vaksin COVID-19 kami stabil di 93 persen mulai empat hingga enam bulan," kata Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel dalam pernyataan.
"Durasi yang kuat ini akan menguntungkan ratusan juta orang yang telah disuntik vaksin Modern hingga saat ini."
Vaksin yang tahan lama membuat rentang waktu penyuntikan antardosis yang lebih panjang, terlepas dari perlu tidaknya pemberian dosis tambahan untuk mencegah Covid-19.
Otoritas kesehatan publik di seluruh dunia yang tengah bergumul dengan varian Delta masih berdebat apakah dosis tambahan aman, efektif, dan diperlukan.
Moderna mengatakan penelitiannya pada tiga kandidat vaksin penguat yang berbeda masih berlangsung untuk melihat kemanjuran terhadap varian-varian yang jadi perhatian, seperti Gamma, Beta, dan Delta.
Kadar antibodi penetralisir usai pemberian dosis penguat mendekati level yang teramati setelah suntikan dosis kedua.
Vaksin Moderna telah disetujui untuk penggunaan darurat pada orang dewasa di AS pada Desember.
Sejak itu, lebih dari 50 negara sudah mengizinkan vaksin itu untuk diberikan kepada orang dewasa secara darurat atau bersyarat. (agi/mii/reuters/ant)
Load more