Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sekaligus Chair DEWG Presidensi G20 Indonesia, Mira Tayyiba, mengajak delegasi Sidang Kedua DEWG G20 menerapkan harmoni seperti permainan angklung dalam merumuskan kesepakatan untuk isu yang berkaitan dengan ekonomi digital.
"Sebagai salah satu alat musik yang berkembang di Indonesia angklung merefleksikan harmoni untuk memainkannya. Angklung terbuat dari tabung bambu dan dimainkan dengan cara menggoyangkan agar menghasilkan bunyi nada yang harmonis," ujarnya saat memberikan sambutan Welcoming Dinner Sidang Kedua DEWG G20 di Marriot Yogyakarta, dikutip dari siaran pers pada Rabu.
Sekjen Kementerian Kominfo juga mengaitkan konsep harmoni dalam permainan angklung untuk menginsipirasi delegasi DEWG G20 dalam merumuskan kebijakan digital.
"Seperti yang kita saksikan dalam Grand Launching DTS 2022 tadi, pemusik dapat memainkan hampir semua lagu dengan angklung secara harmoni," katanya.
Di tengah instrumen angklung yang mengiringi acara makan malam bersama delegasi DEWG G20, Sekjen Kementerian Kominfo Mira Tayyiba mengajak seluruh undangan untuk menikmati kebersamaan dan makanan khas Indonesia.
Sebelumnya, dalam Grand Launching of The National Digital Talent Program: A Momentous Milestone to Scoring Stellar Digital Talents, delegasi Digital Economy Working Group (DEWG) G20 menyaksikan pertunjukan musik angklung.
Permainan angklung berupa medley lagu daerah nusantara. Sementara itu, sajian musik yang sama juga berlangsung dalam Welcoming Dinner.
Sidang Kedua DEWG G20 berlangsung dari tanggal 17 s.d. 19 Mei 2022. Sidang ini dipimpin secara langsung oleh Chair DEWG Mira Tayyiba dan Alternate Chair DEWG Dedy Permadi.
Tiga isu prioritas dalam DEWG yaitu pertama, connectivity and post COVID-19 recovery atau konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19, kedua digital skills and digital literacy atau keterampilan digital dan literasi digital. Isu ketiga adalah cross border data flow and data free flow with trust atau aliran data lintas batas dan aliran data bebas dengan kepercayaan.
Sebanyak 15 delegasi negara G20 hadir secara langsung di Yogyakarta. Selain Indonesia, beberapa delegasi yang hadir langsung adalah dari Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brazil, Prancis, Jerman, Inggris, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Turki, dan Uni Eropa.
Adapun delegasi lima negara hadir secara daring antara lain Kanada, China, Meksiko, Afrika Selatan dan Rusia.
Forum DEWG Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema "Achieving Resilient Recovery: Working Together foto a More Inclusive, Empowering, and Sustainable Digital Transformation".
Forum itu dihadiri oleh 16 negara anggota G20, 2 negara undangan yaitu Singapura dan Kamboja, serta perwakilan International Telecommunications Union (ITU) dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).(ant/chm)
Load more