Jakarta - Harga Batu Bara belum juga turun bahkan masih melonjak menembus level US$ 400/ton. Pada perdagangan di pasar ICE newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 407/ton, menguat 1,8% dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya.
kenaikan ini telah berlangsung selama 5 akhir terakhir, pada kontrak bulan ini naik 9,59%. Sementara, untuk kontrak bulan Juni 2022, harga komoditas ini bertengger di angka US$ 416,5 per ton, atau naik 4,22% dibanding perdagangan sebelumnya di bulan Juni sebesar US$ 376,25 per ton atau naik 4,51%.
Kembali melesatnya harga Batu Bara dipicu oleh masih tingginya permintaan dari sejumlah negara, seperti India, Jepang dan negara-negara Uni Eropa guna mengamankan pasokan, menyusul perang geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih terjadi hingga saat ini.
Dilansir dari S&P Global, permintaan dari India diperkirakan masih akan tinggi minggu ini.
Permintaan ini akan membuat harga Batu Bara melesat, terutama batu bara Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu pemasok utama.
Gelombang panas di India membuat konsumsi listrik untuk pendingin ruangan melonjak sehingga pembangkit di sana butuh Batu Bara lebih banyak.
Sementara itu, tingginya permintaan Batu Bara dari Uni Eropa, setelah komisi Uni Eropa sepakat untuk menghilangkan ketergantungan suplai energi dari Rusia. Uni Eropa akan menambah investasi sebesar 210 miliar euro atau US$ 221 miliar selama lima tahun untuk mengurangi ketergantungan energi fosil dari Rusia dan beralih ke energi hijau.
Load more