Jakarta - Indonesia berharap dengan adanya forum G20 dapat memberikan solusi efektif untuk meningkatkan literasi keuangan digital. Menurut data dari survei Bank Dunia, diprediksi bahwa indeks inklusi keuangan akan mencapai 68,52 persen pada 2070, sedangkan posisi Indonesia ada pada angka 48,86 persen.
Terkait hal tersebut, dalam salah satu agenda Presidensi Indonesia di G20, Pemerintah memfokuskan pembahasan Inklusi keuangan pada beberapa hal antara lain,
Sebelumnya Indonesia juga telah membuka Pra-KTT ke-2 Youth 20 (Y20) Indonesia 2022 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (23/4/2022), dengan mengangkat tema pembahasan mengenai peningkatan kesadaran anak muda terhadap keuangan digital.
Forum Y20 dibentuk untuk memberikan solusi nyata dalam mengatasi ketimpangan akses internet dan literasi digital. Berdasarkan informasi dari laman resmi G20, Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Budy Sugandi menjelaskan kemajuan teknologi digital menghadirkan kesempatan sekaligus tantangan bagi anak muda.
“Kemajuan teknologi digital berdampak pada generasi muda. Tetapi sejumlah kerangka kerja publik masih ambigu. Intervensi pemerintah khususnya di negara G20 perlu menjadi contoh,” ungkap Budy.
“Suara anak muda adalah suara masa kini dan masa depan. Apa yang kita hasilkan hari ini dan esok tidak hanya mewakilkan suara anak muda di Indonesia atau di negara G20, tetapi anak muda di seluruh dunia,” tambahnya.
Meski demikian, masih banyak populasi dunia yang belum menikmati manfaat ekonomi digital, termasuk anak muda di negara-negara G20 yang masih kesulitan mengakses internet juga koneksi yang tidak stabil dan lambat.
Fokus Forum Y20 lalu menyoroti kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran keuangan digital di kalangan generasi muda. Terlebih masyarakat negara berkembang masih lebih mengandalkan uang tunai.
Diharapkan kedepannya, kemajuan teknologi digital berdampak pada generasi muda. Untuk itu, perlu adanya intervensi pemerintah khususnya di negara G20 perlu menjadi contoh.(Mzn)
Load more