Jakarta - Lapangan kerja berkelanjutan menjadi salah satu agenda penting bagi Indonesia di forum G20. Hal tersebut dikarenakan Indonesia akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2040 mendatang.
Jumlah tersebut dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia. Dikutip dari G20pedia, bahwa komposisi penduduk Indonesia mayoritas usia kerja, dari 270,20 juta jiwa dengan rincian sebagai berikut.
Pre Boomer, masyarakat yang lahir sebelum tahun 1945, usia sekarang 77 tahun keatas, berjumlah sekitar 1,87 %. Baby Boomer, masyarakat yang lahir tahun 1946 hingga 1964, usia sekarang 58-76 tahun, sekitar 11,56 %.
Gen X, masyarakat yang lahir rentang tahun 1965 hingga 1980, usia sekarang 42-57 tahun, berjumlah 21,88 %. Millenial, mereka yang lahir tahun 1981 sampai 1996, usia sekarang 26-41, sekitar 25,87 %.
Kemudian Gen Z yang lahir tahun 1997 hingga 2012, usia sekarang 10-25, sekitar 27,94 %. Terakhir ada Post Gen Z yang lahir tahun 2013 - sekarang, usia sekarang s/d 9 tahun, berjumlah 10,88 %.
Lalu, apa keuntungan bonus demografi ini bagi Indonesia?
Bonus demografi dapat menjadi kesempatan strategis bagi Indonesia untuk melakukan berbagai percepatan pembangunan. Sebab Indonesia memiliki dukungan sumber daya manusia (SDM) berusia produktif yang melimpah.
Maka dari itu, selain mengankat isu lapangan kerja berkelanjutan, Presidensi Indonesia juga membahas isu terkait lapangan kerja bagi pemuda.
Dalam laman resminya, disampaikan bahwa Forum G20 mempersiapkan kualitas SDM guna mendorong kewirausahaan di masa depan. Kemampuan adaptasi tinggi, kompetitif, berjiwa entrepreneur, dan berkarakter sebagai prasyarat utama yang perlu dimiliki oleh generasi muda.
Sejauh ini program upgrade skill yang sudah dijalankan pemerintah bagi anak muda diantaranya adalah Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, Digital Leadership Academy, dan Program Kartu Prakerja. (Mzn)
Load more