Jakarta- Indonesia kini bertanggung jawab sebagai tuan rumah atau presidensi G20 2022 melalui serah terima yang dilakukan saat Konferensi Tingkat Tinggi di Roma, Italia 2021 lalu. Indonesia menjadi negara ke-5 di Asia yang telah menjadi tuan rumah G20 setelah Jepang, China, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Indonesia mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger" yang bertujuan agar seluruh dunia bisa bahu-membahu untuk membangun ekonomi yang sempat menurun.
Lantas, bagaimana sejarah terbentuknya G20, tujuan dan perannya selama menjadi forum kerja sama multilateral.
Group of Twenty, atau dikenal G20 dibentuk sejak tahun 1999 atas inisiasi para anggota Group of Seven, atau G7. Pembentukan ini bermula dari kekecewaan komunitas internasional terhadap G7 yang telah gagal mencari solusi krisis keuangan 1998-1999.
Dalam forum G20, negara-negara maju yang ikut serta di dalamnya akan merangkul negara-negara berkembang agar dapat bersama-sama mengatasi krisis keuangan, dan terutama krisi yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin, tahun 1997-1998.
Tujuan dan Peran G20
Tujuan dari terbentuknya G20 ini adalah untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Dalam sistemnya G20 digunakan sebagai sebuah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara plus Uni Eropa (UE). Terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Dari 19 negara tersebut yang sudah tergabung dalam G20, para anggotanya akan merepresentasikan sejumlah informasi mengenai isi bumi yang terdiri dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.
Kegiatan G20 awalnya merupakan bentuk pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20 mulai menghadirkan para Kepala Negara dalam KTT, dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan.
Mulai saat itu G20 terdiri atas jalur keuangan (Finance Track) dan jalur sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para sherpa G20 membuka jalan menuju KTT atau Summit.
Dalam lingkup G20 terdapat tiga pertemuan, pertemuan pertama adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau Summit. Konferensi Tingkat Tinggi ini merupakan sebuah rapat tingkat kepala negara/pemerintahan, yang menjadi puncak pertemuan G20.
Pertemuan kedua saat Ministerial and Deputies meetings atau pertemuan tingkat Menteri dan Deputi. Pertemuan ini diadakan di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial Meetings dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG).
Pertemuan ketiga adalah pertemuan kelompok kerja/working groups. Kegiatan ini beranggotakan para ahli dari negara G20. Peran kerja working groups bertujuan untuk menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya KTT. (hw/mg5/put)
Load more