Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)
Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.
Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.
Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.
Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.
Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.
Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan Perang Dingin ini membelah dunia menjadi dua.
Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.
Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.
Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.
Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)
Load more