LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Presiden RI ke-2 Soeharto ketika masih menjabat sebagai petinggi TNI
Sumber :
  • Istimewa

Terungkap Penyebab Soeharto Aman di Peristiwa G30S PKI, Jenderal TNI Lainnya Dibantai Secara Keji

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Selasa, 31 Mei 2022 - 09:58 WIB

Jakarta - Presiden RI ke-2 Soeharto sempat menjadi kontroversi karena merupakan salah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa mencekam G30S PKI.

Adapun pria berjuluk The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Namun, timbul banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.

Baca Juga :


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya kepada Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto saat itu  tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Latief pun merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno," kata Latief. (abs)

Jangan Lupa Subscribe YouTube:

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Atasi Backlog 12,7 Juta Rumah, Bank Tanah dan SMF Sepakat Kerja Sama Penyediaan Rumah MBR

Atasi Backlog 12,7 Juta Rumah, Bank Tanah dan SMF Sepakat Kerja Sama Penyediaan Rumah MBR

Ia berharap, kolaborasi ini dapat mengatasi backlog perumahan serta menciptakan multiplier effect yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Speedboat Terbakar, KPU Tunggu Usulan Pergantian Cagub Malut Benny Laos yang Meninggal Dunia

Speedboat Terbakar, KPU Tunggu Usulan Pergantian Cagub Malut Benny Laos yang Meninggal Dunia

Speedboat terbakar, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Utara (Malut) menunggu usulan pergantian calon gubernur (cagub) Malut Benny Laos yang dinyatakan meninggal dunia.
Tak Segan Bandingkan Mulan Jameela, Ahmad Dhani Blak-blakan Ungkap Kelebihan Maia Estianty: Sebenarnya Dia itu…

Tak Segan Bandingkan Mulan Jameela, Ahmad Dhani Blak-blakan Ungkap Kelebihan Maia Estianty: Sebenarnya Dia itu…

Ahmad Dhani nampak tak segan membandingkan Mulan Jameela dan Maia Estianty, menurutnya kelebihan sang mantan istri ada pada satu hal ini. Seperti apa ungkapnya?
Uang Jajan Mingguan Anak Cristiano Ronaldo Bisa Buat Bangun Rumah di Jakarta, Sekali Potong Rambut Habis Rp62 Juta

Uang Jajan Mingguan Anak Cristiano Ronaldo Bisa Buat Bangun Rumah di Jakarta, Sekali Potong Rambut Habis Rp62 Juta

Uang jajan super fantastis itu biasa digunakan anak Ronaldo untuk menyewa restoran untuk acara pribadi, menghabiskan waktu bersama kekasih, dan memotong rambut
Tanpa Berkeringat! Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik ke Peringkat 127 Dunia Jelang Lawan China, Ini Penyebabnya 

Tanpa Berkeringat! Ranking FIFA Timnas Indonesia Naik ke Peringkat 127 Dunia Jelang Lawan China, Ini Penyebabnya 

Ranking FIFA Timnas Indonesia yang terbaru naik ke peringkat 127 dunia jelang melawan China di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Malaysia, Thailand hingga Vietnam Sampai Pasang Badan, Minta AFC Jangan Ulangi Ini Lagi kepada Timnas Indonesia

Malaysia, Thailand hingga Vietnam Sampai Pasang Badan, Minta AFC Jangan Ulangi Ini Lagi kepada Timnas Indonesia

Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, hingga Thailand menunjukkan rasa solidaritasnya dengan pasang badan untuk Timnas Indonesia di depan AFC.
Trending
Respons Kevin Diks Nonton Laga Timnas Indonesia vs Bahrain, Singgung Kualitas Permainan Jay Idzes cs, Katanya...

Respons Kevin Diks Nonton Laga Timnas Indonesia vs Bahrain, Singgung Kualitas Permainan Jay Idzes cs, Katanya...

Begini respons Kevin Diks setelah menonton laga Timnas Indonesia vs Bahrain, katanya kualitas permainan Jay Idzes cs itu...
Betapa Malunya, Ramalan Media Eropa Meleset soal Timnas Indonesia, Nyatanya Pasukan Shin Tae-yong Berhasil Bikin Bahrain ...

Betapa Malunya, Ramalan Media Eropa Meleset soal Timnas Indonesia, Nyatanya Pasukan Shin Tae-yong Berhasil Bikin Bahrain ...

Ramalan media Eropa tentang timnas Indonesia meleset sangat jauh, nyatanya timnas Indonesia tampil perkasa saat menghadapi Bahrain meski berakhir imbang 2-2.
Bakal Bela Timnas Indonesia, Kevin Diks Puji Rizky Ridho, Tak Ragu Bilang Ini di Hadapan Erick Thohir ...

Bakal Bela Timnas Indonesia, Kevin Diks Puji Rizky Ridho, Tak Ragu Bilang Ini di Hadapan Erick Thohir ...

Kabar baik, Kevin Diks bakal membela timnas Indonesia dan akan menjalani proses naturalisasi untuk bergabung dengan pasukan Shin Tae-yong di laga selanjutn
Reaksi Mengejutkan Suporter China Jelang Laga Lawan Timnas Indonesia, Tak Disangka sampai Keluar Kata-kata Begini

Reaksi Mengejutkan Suporter China Jelang Laga Lawan Timnas Indonesia, Tak Disangka sampai Keluar Kata-kata Begini

Suporter China memberikan reaksi tak terduga jelang pertemuan dengan Timnas Indonesia pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Qingdao Stadium,
Link Live Streaming Tinju Dunia: Hari Ini Ada Baku Hantam Perebutan Sabuk Gelar Juara Dunia Artur Beterbiev Vs Dmitry Bivol

Link Live Streaming Tinju Dunia: Hari Ini Ada Baku Hantam Perebutan Sabuk Gelar Juara Dunia Artur Beterbiev Vs Dmitry Bivol

Link live streaming tinju dunia, di mana ada duel akbar perebutan sabuk gelar juara kelas menengah antara Artur Beterbiev Vs Dmitry Bivol pada akhir pekan ini.
Beda dari Wasit yang Pimpin Laga Bahrain Vs Timnas Indonesia, Ternyata Wasit Korea Selatan Sudah Terbukti Profesional: Pernah Kegap Ngobrol dengan Shin Tae-yong di Filipina

Beda dari Wasit yang Pimpin Laga Bahrain Vs Timnas Indonesia, Ternyata Wasit Korea Selatan Sudah Terbukti Profesional: Pernah Kegap Ngobrol dengan Shin Tae-yong di Filipina

Kemenangan Timnas Indonesia dirampok ketika gagal meraih kemenangan dari hasil imbang 2-2 atas Bahrain. 
Jurnalis Senior Belanda Kritisi PSSI Soal Rencana Naturalisasi Kevin Diks, Menyebut Ada yang Aneh dengan Timnas Indonesia

Jurnalis Senior Belanda Kritisi PSSI Soal Rencana Naturalisasi Kevin Diks, Menyebut Ada yang Aneh dengan Timnas Indonesia

Jurnalis Belanda mengungkapkan unek-uneknya soal keputusan PSSI menaturalisasi Kevin Diks untuk memperkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Selengkapnya