LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Jenderal TNI Soeharto
Sumber :
  • Istimewa

Para Jenderal TNI Dihabisi di Tragedi G30S PKI, Soeharto Aman, Ternyata Bersembunyi di Tempat Ini

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

Jumat, 3 Juni 2022 - 15:38 WIB

Jakarta - Presiden RI ke-2 Soeharto merupakan sosok yang kontroversial karena ia adalah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa mencekam G30S PKI.

Adapun pria berjuluk The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Namun, timbul banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Baca Juga

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto saat itu  tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Latief pun merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno," kata Latief. (abs)

Jangan Lupa Subscribe YouTube Tvonenews.com:

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Cerita Seorang Siswa Penerima Makan Bergizi Gratis: Orangtua Cerai dan Jualan Kerupuk hingga Malam

Cerita Seorang Siswa Penerima Makan Bergizi Gratis: Orangtua Cerai dan Jualan Kerupuk hingga Malam

Seorang guru SMP, Bu Ais dalam akun TikToknya menceritakan salah seorang muridnya bernama Alfin yang sangat terbantu dengan program makan bergizi gratis yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto.
Terekam CCTV, Lima Pesilat di Jember Keroyok dan Aniaya Tiga Warga hingga Luka Parah

Terekam CCTV, Lima Pesilat di Jember Keroyok dan Aniaya Tiga Warga hingga Luka Parah

Pengeroyokan dan penganiayaan menyebabkan dua orang pemuda warga Desa Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Jember mengalami luka serius.
Kemen Imipas Tindak Lanjuti Status Pencekalan Wali Kota Semarang Mbak Ita

Kemen Imipas Tindak Lanjuti Status Pencekalan Wali Kota Semarang Mbak Ita

Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) tengah menelusuri status pencekalan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita.
Pesta Wirausaha Nasional 2025 Digelar di Gedung Smesco Jakarta

Pesta Wirausaha Nasional 2025 Digelar di Gedung Smesco Jakarta

Dalam mengembangkan dunia wirausaha di tanah air khususnya pada bidang usaha kuliner, Abud's Kebab dan Duba Kebab turut serta berpartisipasi dalam 'Pesta Wirausaha Nasional 2025' yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta pada 17-19 Januari 2025.
Ketika Tim Lain Belum Siap, Pelatih Australia Diam-diam Mulai Berbenah Demi ke Piala Dunia 2026, Singgung Timnas Indonesia

Ketika Tim Lain Belum Siap, Pelatih Australia Diam-diam Mulai Berbenah Demi ke Piala Dunia 2026, Singgung Timnas Indonesia

Sembari menyinggung Timnas Indonesia, pelatih Australia Tony Popovic mengaku sudah siapkan strategi khusus agar Socceroos dapat klaim tiket ke Piala Dunia 2026.
Serukan “Indonesia Incorporated” di Munas Kadin, Ternyata Ini Harapan Presiden Prabowo Subianto untuk Dunia Usaha

Serukan “Indonesia Incorporated” di Munas Kadin, Ternyata Ini Harapan Presiden Prabowo Subianto untuk Dunia Usaha

Presiden Prabowo berharap Kamar Dagang dan Industri (Kadin Indonesia) harus dinamis, berani, inovatif, dan bekerja sama dalam semangat Indonesia Incorporated.
Trending
Media Inggris Ejek Timnas Indonesia karena Pilih Patrick Kluivert Jadi Pelatih, Sampai Sarankan Ganti Nama Jadi...

Media Inggris Ejek Timnas Indonesia karena Pilih Patrick Kluivert Jadi Pelatih, Sampai Sarankan Ganti Nama Jadi...

Media asal Inggris, The Guardian, mencemooh Timnas Indonesia karena menunjuk Patrick Kluivert menjadi pelatih baru skuad Garuda, sampai-sampai bilang begini...
Pilih Aisar Khaled atau Verrell Bramasta? Terawangan Denny Darko Ungkap Kalau Fuji Akan...

Pilih Aisar Khaled atau Verrell Bramasta? Terawangan Denny Darko Ungkap Kalau Fuji Akan...

Pilih Aisar Khaled atau Verrell Bramasta? Terawangan Denny Darko ungkap Fujianti Utami alias Fuji akan...
Kesialan Timnas Indonesia Perlahan-lahan Muncul usai Ditinggal Shin Tae-yong, Calon Pemain Naturalisasi Bawakan Kabar Buruk

Kesialan Timnas Indonesia Perlahan-lahan Muncul usai Ditinggal Shin Tae-yong, Calon Pemain Naturalisasi Bawakan Kabar Buruk

Timnas Indonesia perlahan-lahan ditimpa kesialan usai ditinggal Shin Tae-yong, seiring dengan kabar buruk yang dibawakan oleh calon pemain naturalisasi.
Top 3 Sport: Kejujuran Pevoli Senior Korea, Vanja Bukilic Pernah Remehkan Mega, Sikap Ala Wanita Jawa dari Megawati Hangestri

Top 3 Sport: Kejujuran Pevoli Senior Korea, Vanja Bukilic Pernah Remehkan Mega, Sikap Ala Wanita Jawa dari Megawati Hangestri

Berikut ini adalah artikel sport terpopuler di tvOnenews.com pada hari Sabtu (18/1//2025). Kabar soal kiprah Megawati Hangestri di Red Sparks terbanyak dibaca.
Sering Diabaikan Shin Tae-yong, Eliano Reijnders Justru Jadi Pemain Timnas Indonesia yang Paling Bersinar Malam Ini

Sering Diabaikan Shin Tae-yong, Eliano Reijnders Justru Jadi Pemain Timnas Indonesia yang Paling Bersinar Malam Ini

Tiga pemain Timnas Indonesia yang berkarier di kancah sepak bola Eropa mengalami nasib yang berbeda, namun Eliano Reijnders justru mampu membuktikan dirinya.
Sudah Tak Tahan Lagi, Thom Haye Akhirnya Jujur soal Kepergian Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia: Harus Saya Akui...

Sudah Tak Tahan Lagi, Thom Haye Akhirnya Jujur soal Kepergian Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia: Harus Saya Akui...

Thom Haye sudah tak tahan lagi hingga akhirnya berani bicara jujur soal kepergian Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia, tak disangka ternyata...
Kerap Kritik Taktik STY, Begini Reaksi Tajam Warganet pada Coach Justin yang Nasehati Nova Arianto Meski Skuadnya Dibantai Telak 0-13

Kerap Kritik Taktik STY, Begini Reaksi Tajam Warganet pada Coach Justin yang Nasehati Nova Arianto Meski Skuadnya Dibantai Telak 0-13

Warganet komentari pedas soal sikap Coach Justin nasehati Nova Arianto usai KKS dibantai habis Timnas Indonesia U-17 0-13. Ramai-ramai netizen soroti soal...
Selengkapnya
Viral