Lombok, NTB - Informasi dan data patogen harus dibagi untuk mencegah pandemi di masa depan. Sebab, seluruh negara tidak akan bisa menghadapi pandemi global jika data penyebabnya tidak tersebar. Tentu saja pemerintah harus mengetahui peruntukan data yang dibagikan ke negara lain itu.
“Berbagi data perlu dilakukan dengan syarat kepentingan nasional harus tetap dijaga,” kata mantan Direktur WHO Asia Tenggara Profesor Tjandra Yoga Aditama di sela agenda Health Working Group kedua di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rabu 8 Juni 2022.
Health Working Group kedua mendorong kebijakan berbagi data antarnegara, terutama data yang berhubungan dengan pandemi. Penguatan mekanisme berbagi data terpercaya ini bertujuan memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat.
Sebagai contoh dengan platform berbagi data universal GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data) memungkinkan semua Negara anggota G20 berkomunikasi serta berbagi informasi dan data.
Tak hanya untuk menanggulangi pandemi Covid-19 yang saat ini sedang terjadi, platform berbagi data dan informasi ini juga dapat dipakai untuk mengantisipasi perkembangan patogen global lain yang berpotensi pandemi di masa depan.
Diharapkan dalam pertemuan Health Working Group kedua ini didapat persetujuan seluruh negara anggota G20 untuk mengakui penggunaan GISAID sebagai platform universal.
Pada sesi sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha juga telah merekomendasikan GISAID sebagai platform bersama berbagi data dan informasi pada patogen yang memiliki potensi pandemi.
“Kami sudah melihat seluruh platform yang ada, yang sama dengan GISAID. Dari berbagai macam platform di dunia, GISAID yang paling pas,” ujarnya.(hw)
Load more