Jakarta - Dua subvarian Omicron yakni BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Terhitung, sudah delapan kasus tersebar, khususnya Jakarta dan Bali.
Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) menjelaskan subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak mutasi yang sama dengan varian Omicron asli.
“Akan tetapi memiliki lebih banyak kesamaan dengan subvarian yang sudah ada sebelumnya yakni BA.2. Kedua sub-varian mengandung substitusi asam amino L452R, F486V, dan R493Q dalam ‘spike receptor binding domain’ dibandingkan dengan BA.2,” kata Erlina dalam diskusi daring, Minggu (12/6/2022).
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan itu menambahkan, berdasarkan data sementara diketahui bahwa sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan sub-varian sebelumnya.
“Kendati demikian, tidak ada indikasi subvarian ini menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya,” tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19 termasuk sub-varian Omicron BA.4 dan BA.5, para ahli telah menganjurkan pola hidup yang sehat dengan menerapkan 5M (cuci tangan, pakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) dan lakukan vaksin Covid-19 termasuk vaksin booster.
Teruntuk masker, masker N95 dan KN95 sangat disarankan sebagai pilihan untuk mencegah Covid-19 dibanding masker bedah ataupun masker kain. Dikarenakan, masker N95 dan KN95 mengandung serat polipropilen sehingga memiliki daya lindung yang lebih baik. Selain itu, serat ini berfungsi sebagai penghalang mekanis dan elektrostatik untuk mencegah partikel kecil masuk ke mulut dan hidung. (mg3/put)
Load more