"Pada pengadilan yang sama, saksi Mayor Udara Suyono menyebutkan
bahwa Syam adalah orang yang menentukan dalam rapat-rapat perencanaan operasi militer Gestapu." ungkap Salim Said.
Lebih lanjut menurut Salim, kekacauan dan akhirnya kegagalan operasi Gestapu pimpinan Syam itulah yang mendorong Heru Atmodjo mencurigai operasi Gestapu itu sebagai gerakan militer yang memang dirancang untuk gagal.
"Tidak terlalu sulit sebenarnya untuk mengerti dasar kecurigaan Heru Atmodjo tentang sosok Syam. Lihat saja bagaimana pasukan yang ditugaskan di Monas tidak disiap kan logistiknya. Akibatnya, mereka kelaparan. Sebagian dari mereka (Batalion 530 dari Brawijaya) dengan mudah siang itu ditarik masuk ke Kostrad untuk disuguhi makan siang." ungkap Salim Said.
"Batalion 454 dari Diponegoro yang dalam keadaan kelaparan mundur ke wilayah Pangkalan Udara Halim, mendapatkan makan yang secara tergesa-gesa disiapkan oleh
Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kolonel Udara Wisnu Djajengminardo" lanjutnya.
Lalu, bagaimana harus menjelaskan bahwa seorang jenderal, seorang kolonel, seorang letnan kolonel, dan sejumlah mayor, kapten, dan letnan, secara berjamaah menjadikan diri mereka anak buah seorang sipil dalam sebuah operasi militer yang begitu penting dan rumit?
Baca Juga: Syam Kamaruzzaman Disebut Pemimpin Sesungguhnya Operasi Militer G30S PKI
Apakah keputusan PKI mendukung gerakan para “perwira maju” dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung diubah oleh Syam di lapangan, dari posisi hanya sebagai “pendukung” berubah menjadikan dirinya pemimpin operasi?.
Load more