LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Presiden RI Pertama Soekarno dan Jenderal TNI Soeharto
Sumber :
  • Istimewa

Tempat Persembunyian Soeharto Saat Tragedi G30S PKI Terungkap, Para Jenderal Lain Dihabisi, Soeharto Berdiam di Tempat Ini

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Kamis, 16 Juni 2022 - 14:16 WIB

Jakarta - Presiden RI ke-2 Soeharto adalah sosok yang kontroversial karena ia adalah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa mencekam G30S PKI.

Pria berjuluk The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Hal itu menimbulkan banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.

Baca Juga :


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto saat itu  tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Latief pun merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno," kata Latief. (abs)

Jangan Lupa Subscribe YouTube Tvonenews.com:

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Tak Ingin Dirahasiakan Lagi, Sarwendah Akhirnya Ngaku Setelah Cerai dengan Ruben Onsu, Dia Sebenarnya Pernah...

Tak Ingin Dirahasiakan Lagi, Sarwendah Akhirnya Ngaku Setelah Cerai dengan Ruben Onsu, Dia Sebenarnya Pernah...

Mencoba tegar dari masalah prahara rumah tangganya sampai harus bercerai dari Ruben Onsu, Sarwendah bicara jujur soal rahasia besar yang dimilikinya, ternyata..
Pembekalan Magelang, Immanuel Ebenezer Bocorkan Jaksa Agung Curhat ke Prabowo di Internal Banyak Masalah

Pembekalan Magelang, Immanuel Ebenezer Bocorkan Jaksa Agung Curhat ke Prabowo di Internal Banyak Masalah

Wamenaker Immanuel Ebenezer mengungkapkan ada agenda Kepala Badan seperti Kejaksaan Agung yang curhat terkait masalah internalnya pada Presiden Prabowo Subianto
Dimas Drajad Langsung Dicoret Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia Usai Menanduk Pemain Lion City Sailors? Bojan Hodak: Dia Sangat Naif

Dimas Drajad Langsung Dicoret Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia Usai Menanduk Pemain Lion City Sailors? Bojan Hodak: Dia Sangat Naif

Aksi striker Timnas Indonesia, Dimas Drajad menanduk pemain Lion City Sailors dalam laga Persib Bandung di AFC Champions League 2 jadi sorotan publik tanah air.
Coach Justin Bongkar Busuknya AFC yang Rugikan Timnas Indonesia, Minta Erick Thohir Tegas Lakukan Ini

Coach Justin Bongkar Busuknya AFC yang Rugikan Timnas Indonesia, Minta Erick Thohir Tegas Lakukan Ini

Timnas Indonesia menghadapi situasi sangat sulit saat menghadapi Bahrain di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 10 Oktober 2024 lalu.
Pemerintah Tegaskan iPhone 16 Tidak Diperbolehkan Dijual di Indonesia!

Pemerintah Tegaskan iPhone 16 Tidak Diperbolehkan Dijual di Indonesia!

Kemenperin perbolehkan penumpang bawa ponsel iPhone 16 seri terbaru ke Indonesia namun tidak boleh diperjualbelikan lantaran belum ada izin resmi pemerintah
Kevin Diks Tak Bisa Debut November 2024, Proses Naturalisasi Mepet Pendaftaran Pemain Timnas Indonesia ke AFC 

Kevin Diks Tak Bisa Debut November 2024, Proses Naturalisasi Mepet Pendaftaran Pemain Timnas Indonesia ke AFC 

Proses naturalisasi Kevin Diks ternyata terlalu mepet dengan pendaftaran pemain Timnas Indonesia ke AFC. 
Trending
Demi Tumbangkan Jepang di SUGBK, Shin Tae-yong Rela Tinggalkan Timnas Indonesia

Demi Tumbangkan Jepang di SUGBK, Shin Tae-yong Rela Tinggalkan Timnas Indonesia

Timnas Indonesia akan menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dicoret Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pemain Timnas Indonesia Akan Kembali dengan Satu Syarat

Dicoret Shin Tae-yong di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pemain Timnas Indonesia Akan Kembali dengan Satu Syarat

Pemain Timnas Indonesia memberi respons terhadap keputusan Shin Tae-yong untuk mencoretnya dari skuad Garuda di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Top 3 Bola: Bahrain Dihantui Sanksi Berat, Kejujuran Calvin Verdonk soal Sepak Bola Asia hingga Timnas Indonesia Bikin Media Vietnam Heran

Top 3 Bola: Bahrain Dihantui Sanksi Berat, Kejujuran Calvin Verdonk soal Sepak Bola Asia hingga Timnas Indonesia Bikin Media Vietnam Heran

Polemik yang terjadi setelah pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Bahrain vs Timnas Indonesia masih menjadi perbincangan yang hangat sampai saat ini
Sudah Dijaga Maarten Paes tapi Gawang Timnas Indonesia Masih Kebobolan, Ternyata Bukan karena Lawannya Jago, tapi...

Sudah Dijaga Maarten Paes tapi Gawang Timnas Indonesia Masih Kebobolan, Ternyata Bukan karena Lawannya Jago, tapi...

Jackson F Tiago ungkap penyebab gawang Timnas Indonesia masih kebobolan walau sudah dijaga kiper sehebat Maarten Paes, agar lolos Piala Dunia jangan terulang.
Pecat Roberto Mancini, SAFF Incar Mantan Pelatih Timnas Brasil Jelang Laga Menghadapi Timnas Indonesia

Pecat Roberto Mancini, SAFF Incar Mantan Pelatih Timnas Brasil Jelang Laga Menghadapi Timnas Indonesia

Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) dikabarkan mengincar mantan pelatih Brasil, Tite untuk menggantikan Roberto Mancini yang dipecat jelang laga kontra Timnas Indonesia.
Fakta Sritex Pailit, Utang Triliunan Tak Bisa Terbayar: BCA Jadi Bank Kreditor Terbesar hingga Nasib Ribuan Karyawan Terancam Badai PHK

Fakta Sritex Pailit, Utang Triliunan Tak Bisa Terbayar: BCA Jadi Bank Kreditor Terbesar hingga Nasib Ribuan Karyawan Terancam Badai PHK

Sritex yang resmi dinyatakan pailit memiliki kewajiban jangka panjang mencapai US$1,47 miliar (Rp22,78 triliun), di mana sebagian besar berasal dari utang bank.
Arab Saudi Resmi Pecat Roberto Mancini Jelang Hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Arab Saudi Resmi Pecat Roberto Mancini Jelang Hadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) resmi mengumumkan pemecatan Roberto Mancini menjelang laga kontra Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Selengkapnya
Viral