Peristiwa bersejarah G30S PKI 1965 masih menyimpan banyak misteri tentang apa sebetulnya yang terjadi pada masa itu. Khususnya jejak-jejak peristiwa yang mendahuluinya, sebelum gerakan kudeta yang dimotori oleh Partai Komunis Indonesia tersebut pecah pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965.
Salah satu teori konspirasi yang mengemuka adalah dugaan keterlibatan Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat, yang ketika itu tengah berebut hegemoni dengan blok Komunis Uni Soviet dan RRC. Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno dipandang dominan berkiblat pada blok komunis.
CIA disebut ikut bermain dengan mengkondisikan Angkatan Darat untuk bergerak menumpas PKI. Bahkan ketika itu, Syam Kamaruzzaman, Kepala Biro Khusus PKI dengan latar belakang sebagai intel tentara, juga dicurigai sebagai agen ganda yang menyusup dalam operasi militer G30S PKI.
Baca Juga: Misteri Syam Kamaruzzaman, Tokoh Kunci G30S PKI yang Diduga Agen CIA
Foto: Suasana pemakaman 6 jederal Angkatan Darat, 5 Oktober 1965 (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)
Dikutip dari Salim Said dalam bukunya "Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian" terbitan Mizan 2013. Syam Kamaruzzaman, ketika berada dalam tahanan militer, kawan-kawannya sesama tahanan politik menjauhinya, orang kepercayaan Aidit yang menjabat sebagai Kepala Biro Khusus PKI tersebut kerap diteriaki sebagai Agen CIA!.
The Golchrist Document
Dokumen ini berupa sebuah draft surat yang tidak memiliki tanda tangan bertanggal 24 Maret 1965, yang dituduhkan ditulis oleh Duta Besar Inggris Gilchrist kepada Kementerian Luar Negeri di London, dikirim oleh seseorang yang bernama Bahar atau Kahar ke alamat rumah Dr. Subandrio dalam bulan Mei 1965.
"Dokumen itu datang bersama nota penjelasan yang mengatakan bahwa surat itu telah ditemukan di bungalow Bill Palmer di Tugu dekat Bogor, ketika para pemuda yang melakukan demonstrasi mengobrak-abriknya pada tanggal 1 April 1965." tulis Victor M. Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi.
Bill Palmer sendiri adalah seorang agen pemesanan film Amerika. Surat itu mengatakan bahwa Inggris dan Amerika merencanakan suatu serangan terhadap Indonesia, yang akan dibantu oleh “our local army friends”, yang berarti beberapa orang perwira di dalam komando puncak Angkatan Darat Indonesia.
Meskipun surat itu tidak ada tanda-tangannya, namun Subandrio yakin bahwa surat itu asli, demikian pula Soekarno, yang kepadanya Subandrio menyerahkan surat itu sebagai sesuatu yang benar, namun tanpa memeriksa lagi keaslian dan keabsahannya.
Setelah itu muncullah dalam panggung politik itu desas-desus tentang adanya Dewan Jenderal, yang dituduh terdiri dari lima jenderal AD terkemuka yang akan merencanakan kudeta terhadap Presiden.
Menurut Pono, Dewan Jendral itu terdiri dari Jenderal A. H. Nasution, A. Yani, Suprapto, Sukendro dan S. Parman. Sedangkan M.T. Harjono, Sutojo dan D.I Pandjaitan dianggap tidak loyal kepada Presiden dan memiliki sikap anti-komunis yang fanatik.
Foto: Suasana di Lubang Buaya saat ditemukan jenazah 6 jederal Angkatan Darat (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)
Menurut Syam Kamaruzzaman, Kepala Biro Khusus PKI, Aidit meluncurkan konsep Dewan Jenderal itu untuk pertama kalinya pada bulan April 1965.
Baca Juga: Sosok yang Dicurigai Sengaja Merancang Operasi Militer G30S PKI untuk Gagal
PKI berpendapat bahwa pasti ada sebuah badan khusus di dalam staf umum yang
memerintah segala operasi politik ini. Badan khusus ini memiliki sebentuk hubungan dengan suatu dewan tertentu, yang keanggotaannya terdiri dari beberapa jenderal.
"Karena keanggotaannya ini, Aidit menamakan dewan ini “Dewan Jenderal”, yang dianggapnya diberi tanggung-jawab dengan tugas untuk mengatur segala aktivitas politik ini.” tulis Victor.
Victor M. Fic menyebutkan, The Golchrist Document, sesungguhnya adalah bagian dari beberapa surat palsu yang merupakan garapan dinas intelijen Czekoslowakia dan Soviet.
Gerakan ini dimaksudkan untuk mengenyahkan kepentingan-kepentingan Amerika di dinas intelijen Czekoslowakia dan Soviet yang dimaksudkan untuk mengenyahkan kepentingan-kepentingan Amerika di Indonesia.
Dokumen Tentang Aset CIA di Indonesia pada 1965
Dokumen tersebut, dikutip dari lampiran dokumen dalam buku Victor M. Fic "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi," salah seorang diplomat Amerika Serikat, George Ball mendorong upaya baru Departeman Luar Negeri untuk menjawab pertanyaan lama “Ke mana Indonesia?”
Ball menanyakan apakah jika dilihat dari sisi luas wilayah dan perannya, Indonesia secara objektif setara dengan seluruh Indocina?” Konsensus rapat adalah Indonesia memang setara dengan seluruh Indocina.
Ball kemudian menanyakan, bukankah “pengambil- alihan oleh kelompok ekstrem kiri, jika tidak oleh kelompok komunis sejati di situ, dalam perkembangan situasi seperti sekarang ini, hanya tinggal menunggu waktu saja, yang akan memojokkan negara-negara non-komunis di Asia Tenggara?”
Dalam sebuah diskusi mengenai Indonesia dalam sebuah konperensi sejarah di Annapolis pada 1995, Ball pernah bertanya pada wakil Central Intelligence Agency (CIA) apakah CIA dapat menggunakan sumberdayanya untuk menghentikan dan membalikkan arah perkembangan di Indonesia ini
Pada penguhujung dokumen tersebut, atas pengakuannya sendiri, CIA menyebutkan tidak mempunyai aset-aset alias sumberdaya di Indonesia untuk melakukan “kudeta” secanggih itu untuk menurunkan Sukarno atau menghancurkan PKI. (Buz)
Load more