Foto: Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI
Rapat yang dihadiri Syam, Supardjo, Untung, Pono dan Latief itu menengarai bahwa mereka tidak boleh mengambil resiko apapun, bahwa ada bahaya besar Soeharto akan bertindak karena ketidaktahuannya yang justru bisa mengacaukan semua pekerjaan.
Latief mengusulkan Supardjo, Untung, dan Latief harus mengunjungi lagi Soeharto bersama-sama untuk memastikan partisipasinya.
Namun Supardjo menampik usulan itu dengan dalih dia tidak begitu mengenal Suharto sehingga hanya Untung dan Latief lah yang harus menemui Soeharto karena relasi kekeluargaan mereka sangat erat dengan Soeharto.
Tapi Untung juga menolak, dia tidak berani menghadapi Soeharto, begitu tulis Latief dalam bukunya, sehingga pada saat yang sama Latief mengatakan bahwa dirinya sendiri tidak gentar dan siap secara sukarela melakukan misi itu sendirian.
Latif Bertemu Soeharto pada 30 September 1965
Seperti yang telah diungkapkan dalam banyak kesaksian, Latif akhirnya menemui Soeharto di rumah sakit tentara di Jalan Gatot Subroto. Suharto dan isteri sedang menunggui putra bungsu mereka, Tommy yang dirawat akibat ketumpahan sup panas. Latif muncul di ruang perawatan Tommy pada pukul 22.00, 30 September 1965, beberapa jam jelang operasi G30S PKI.
Dalam catatan Victor, kedua orang itu berbicara selama sekitar satu jam, membuat Latief datang terlambat dalam rapat bersama para kolega di Pondok Gede untuk melaporkan hasilnya.
Baca Juga: Misteri Syam Kamaruzzaman, Tokoh Kunci G30S PKI yang Diduga Agen CIA
Load more