Suharto sendiri tetap berada di rumah sakit hingga tengah malam, sampai Ibu Tien menyuruh suaminya pulang karena putri mereka yang baru berusia satu tahun ditinggal sendirian hanya dengan seorang pembantu.
Tidak ada catatan mengenai pertemuan Latief-Suharto itu, apa yang terjadi di antara dua kawan lama itu, dan hanya secuil informasi saja yang dapat diperoleh mengenai topik itu, yang datang dari tiga wawancara, dua dengan Suharto dan satu dengan Latief.
Dalam wawancara yang pertama dengan Arnold Brackman beberapa saat setelah gagalnya kudeta tahun 1965, Suharto mengatakan bahwa Latief datang menemuinya di rumah sakit bukan karena ikut prihatinan akan sakitnya Tommy melainkan untuk mencari tahu tentang dia.
Foto: Mayjen Soeharto saat pemakaman 6 Jenderal Angkatan Darat, 5 Oktober 1965 (Dok.Film Pengkhianatan G30S PKI)
Dalam wawancara kedua dengan Der Spigel pada bulan Juni 1970, ketika ditanya mengapa namanya tidak tercantum dalam daftar nama jenderal yang akan diculik, Suharto mengatakan bahwa Latief datang menemuinya di rumah sakit di malam
penentuan itu untuk membunuhnya, namun urung melakukannya karena melihat banyak orang yang hadir di situ.
"Dan dari Latief kita hanya mendapat referensi yang tidak jelas mengenai pertemuan itu dalam wawancara pertama pada tanggal 24 Mei 1998, dimana dia mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Suharto tiga kali untuk membicarakan masalah itu pada bulan September 1965, dan bahwa hanya pada pertemuan terakhir pada 30 September itulah keadaan memungkinkanya mengatakan pada Suharto apa yang akan terjadi keesokan paginya, 1 Oktober 1965." ungkap Victor. (Buz)
Load more