Jakarta - Negara-negara dunia diimbau untuk mengurangi Food Loss and Waste (FLW) agar makanan tak terbuang secara percuma karena akan mengancam ketersediaan pangan dunia.
“Besarnya potensi penurunan FLW yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber ketersediaan pangan menjadi alasan mengapa aspek ini menjadi target pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainaible Development Goals/SDGs) khususnya konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” ujar Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo dalam webinar Workshop on Gap Analysis on Food Loss and Waste Indices dalam rangkaian Presidensi G20 di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Penanganan FLW yang baik akan meningkatkan ketersediaan dan ketahanan gizi suatu negara. Hal ini juga akan meningkatkan efisiensi disepanjang rantai nilai pangan, sekaligus berkontribusi terhadap pembangunan yang ramah lingkungan.
FAO melaporkan bahwa sepertiga bahan pangan yang diproduksi dunia terbuang dan menjadi sampah yang tidak dapat didaur ulang.
Sementara disaat yang sama, kebutuhan pangan dunia harus dapat tercukupi untuk sembilan miliar penduduk di 2050.
“Karena itu perlu kiranya kita menerapkan FLW,” lanjutnya.
Berdasarkan kajian Bappenas, diperkirakan jumlah FLW di Indonesia selama periode 2000-2019 sekitar 115 - 184 kg/kapita/tahun. Untuk itu, upaya mengurangi FLW secara signifikan diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan khususnya disisi ketersediaan yang merupakan bagian penting dalam pembangunan pertanian ke depan.
Sementara itu, saat ini masih terdapat kesenjangan antara metode pengukuran dan ketersediaan data untuk mengestimasi food loss index dan food waste index di berbagai negara, termasuk negara anggota G20.
“Hal ini mengakibatkan kesulitan dalam mengukur kemampuan setiap negara dalam mendukung ketersediaan pangan global,” kata Yasin Limpo.
Ia berharap dengan lokakarya ini pemahaman dalam mengimplementasikan metode pengukuran FLW akan meningkat. Untuk itu, komitmen setiap negara anggota G20 sangat dibutuhkan dalam membangun ketahanan pangan yang lebih baik.
“Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Karena itu permasalahan pangan dan gizi yang saat ini dihadapi banyak negara harus kita pecahkan bersama,” pungkasnya. (HW/ree)
Load more