Jakarta - Pertemuan kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20 membahas aksi adaptasi perubahan iklim hingga pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Untuk climate sustainability, yang kita bahas ada tiga hal,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhenwanthi dalam konferensi pers Hasil Pertemuan Kedua G20 EDM-CSWG di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Isu pertama adalah bagaimana peran co-benefit antara aksi mitigasi dan aksi adaptasi untuk bisa menyiapkan suatu kondisi atau komunitas yang punya ketahanan iklim.
Isu kedua, bagaimana memperkuat aksi dan kerja sama kemitraan khusus untuk inisiatif pengelolaan laut yang berkelanjutan. Isu kedua ini dibahas pada hari terakhir pertemuan kedua G20 EDM-CSWG pada 19-22 Juni 2022 di Jakarta
Isu ketiga adalah bagaimana mendorong dan mempercepat implementasi dari Nationally Determined Contribution (NDC) dengan pendekatan atau transisi yang berkelanjutan dari kondisi yang sekarang menuju kondisi yang lebih rendah karbon dan berketahanan iklim.
NDC adalah komitmen dalam rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan dampak iklim.
Dalam dokumen NDC atau komitmen setiap negara pihak terhadap Persetujuan Paris, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Load more