"Syam memberitahu hadirin bahwa dua batalyon dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tak lama lagi akan tiba di Jakarta untuk ambil bagian dalam perayaan Hari Angkatan Bersenjata yang akan diselenggarakan pada 5 Oktober." tulis Victor mengutip pernyataan Syam.
Syam menyebutkan, laporan-laporan awal mengisyaratkan bahwa pasukan mereka bisa diandalkan untuk memberikan dukungan bersenjata pada serangan pre-emptive untuk menculik para jenderal, sambil berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut pada waktunya nanti.
Baca Juga: Sosok yang Dicurigai Sengaja Merancang Operasi Militer G30S PKI untuk Gagal
Pada rapat selanjutnya tanggal 19 September 1965, kemudian menyepakati pembagian tanggungjawab yang terkait dengan operasi pre-emptive untuk menculik para jenderal, yaitu aksi-aksi politik akan diarahkan oleh Syam dan Pono, sementara Untung dan Latief akan memimpin aksi militer.
Pasukan mereka akan dipecah menjadi unit pemukul, teritorial, dan cadangan, dan yang disebutkan terakhir akan menyediakan pelayanankomunikasi, transportasi dan dukungan lain. Bono akan mengarahkan operasi intelijen dan pengamatan.
Pasukan Lapar G30S PKI yang Membelot
Begitu mengetahui dari siaran radio pada pukul 14.00 siapa-siapa di balik
gerakan itu, Suharto bergerak melancarkan operasi-operasi ofensif.
Seperti yang diketahui, pasukan penyokong G30S PKI yang masuk ke Ibu Kota Jakarta saat itu adalah batalyon 530 dari Jawa Timur dan 454 dari Jawa Tengah.
Load more