Jakarta – Sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT, Indonesia mendorong Forum G20 agar menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hal itu seiring terjadinya disrupsi akibat pandemi.
Dengan penggunaan teknologi digital, masyarakat dapat terakselerasi dan kemudian dapat memacu kualitas yang masih tertinggal, sehingga bisa melakukan lompatan.
“Pada saat yang sama, kita juga harus memperhatikan kelompok-kelompok yang rentan," ujar Iwan Syahril dalam webinar bertajuk Pendidikan Berkualitas Hadapi Dunia Kerja Pascapandemi.
Presidensi G20 Indonesia juga mengangkat isu tentang masa depan dunia kerja pascapandemi atau The Future Work Post Covid-19. Tema ini diangkat setelah melihat disrupsi yang semakin cepat dan masif selama pandemi Covid-19 berlangsung.
“Revolusi 4.0 itu semakin terdisrupsi, sehingga kita perlu memikirkan ulang bersama-sama bagaimana relevansi dunia pendidikan untuk mempersiapkan SDM kita di masa mendatang,” kata Iwan.
Salah satu hal terpenting di dunia pendidikan dalam mempersiapkan SDM untuk masa depan adalah memulihkan pembelajaran dan kemudian mentransformasi sistem pendidikan, demi tujuan yang ingin dicapai.
“Salah satu yang paling penting dan menjadi rekomendasi adalah fokus kepada kompetensi yang paling fundamental,” ujar Iwan.
Sebelum pandemi, kata Iwan Syahril, Indonesia sesungguhnya sudah mulai mentransformasi sistem pendidikan dengan mengubah ujian nasional ke asesmen nasional. Jika sebelumnya terfokus kepada konten maka sekarang lebih terfokus pada kompetensi yang menjadi fondasi.
“Yaitu literasi, numerasi, dan karakter," lanjutnya lagi.
Diberitakan sebelumnya, dalam menyukseskan G20, Airlangga Hartanto mengatakan Indonesia juga konsentrasi pada ketersediaan pangan dalam negeri.
Indonesia berkonsentrasi pada ketersediaan pangan dalam negeri yang dimana sebagai salah satu upaya untuk menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
“Kuncinya tiga hal, yakni mengamankan supply side, diversifikasi pangan, dan efisiensi,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka Kick Off Events Pangan Nusantara, di Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu 22 Juni 2022.
Dalam rangka menyukseskan Indonesia sebagai Presidensi G20, Kemenko Perekonomian menyelenggarakan beberapa kegiatan pendukung perhelatan dari sektor pangan dan agribisnis, dengan tema utama “Pangan Indonesia untuk Dunia yang Lebih Baik (Indonesian Food for a Better World)".
Kegiatan-kegiatan yang akan digelar dalam acara tersebut antara lain berupa exposure komoditas, ajang pertemuan bisnis, festival dan karnaval, serta talkshow yang dilaksanakan di 3 lokasi.
Hari Rabu, 22 Juni 2022 berlangsung di Jakarta sebagai Kick Off Events, kemudian dilanjutkan dengan acara di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan kemudian di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Kick Off Pangan Indonesia untuk Dunia yang Lebih Baik, diawali dengan Karnaval Panen Raya pada pagi hari. Karnaval ini memamerkan berbagai produk pangan unggulan Indonesia yang di arak dalam 8 buah gunungan. Kedelapan gunungan itu diiringi oleh Pasukan Pembawa Bendera Merah Putih, Marching Band, serta ondel-ondel.
Indonesia akan terus mendorong efisiensi dan produktivitas sektor pertanian, terutama karena Indonesia memiliki luas lahan pertanian yang sangat besar. Luas lahan pertanian Indonesia 3 kali lebih besar dari Thailand. Karena itu, yang kita dorong adalah efisiensi dan produktivitas.
“Untuk diversifikasi pangan kita punya komoditas unggulan yang lain,” ujar Menteri Airlangga.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, dukungan kepada Presidensi G20 diharapkan bisa memaksimalkan peluang untuk meningkatkan ekonomi rakyat, khususnya sektor pangan dan agribisnis.
“Kami sangat berharap melalui dukungan kegiatan ini, dapat menjadi momentum lahirnya berbagai inovasi teknologi, kerja sama, peluang investasi, dan pasar ekspor untuk sektor pangan dan agribisnis Indonesia,” ujarnya.
Dalam acara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa kolaborasi sangat penting untuk perbaikan tata kelola pangan. Hal ini sesuai amanah Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna.
“Diperlukan orkestrasi yang baik antara Kementerian/Lembaga, BUMN, Swasta dan daerah untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun peningkatan produksi pangan untuk potensi ekspor pangan Indonesia,” ujarnya. (HW/ree)
Load more