"Seluruh keluarganya, terutama ibu Pierre menjadi sangat prihatin ketika Letda Pierre mendapat tugas khusus menyusup ke daerah Malaysia, diperbantukan kepada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat yang bertugas di garis depan." tulis Masykuri.
Ibu Pierre yang kebetulan merupakan kawan baik dari mertua Jenderal A.H. Nasution, yang tinggal bersama-sama dengan menantunya di jalan Teuku Umar 40 Jakarta, memberanikan diri memajukan permohonan kepada Jenderal Nasution yang ketika itu menjabat Menko Hankam KASAB, agar puteranya, Letda Pierre Tendean ditarik dari tugas khusus yang sangat berbahaya itu.
Foto: Keluarga Jenderal AH Nasution (wikipedia)
Permohonan serupa juga diajukan kepada Mayor Jenderal Dendi Kadarsan yang ketika itu menjabat Direktur Zeni Angkatan Darat yang telah dikenal Ibu Tendean sejak puteranya menjadi Taruna ATEKAD di Bandung.
Permohonan lbu Tendean tersebut dikabulkan, Letda Pierre ditarik dari tugas khusus melakukan penyusupan ke daerah Malaysia. Ia menjadi rebutan antara Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Dendi Kadarsan yang telah mengenal bakat dan kepribadiannya.
Akhirnya, Jenderal Nasution yang menang. Sejak tanggal 15 April 1 965, Letda Pierre Tendean dinaikkan pangkatnya menjadi Lettu dan ditugaskan sebagai Ajudan Menko Hankam KASAB, Jenderal Nasution.
lbu Tendean menjadi lega, akan tetapi Lettu Tendean sendiri sebenarnya tidak begitu tertarik dengan tugasnya yang baru itu. Meskipun demikian, sebagai prajurit Pierre harus tunduk kepada tugas yang dibebankan atasan kepadanya dan menjalankan tugas barunya itu dengan penuh rasa tanggung jawab.
Ketika terjadi upaya penculikan terhadap Jenderal Nasution oleh G30S PKI, Lettu Pierre tidak sedang menjalankan piket sebagai ajudan. la telah menyerahkan tugas piket pada hari itu kepada Komisaris Polisi Hankam Mansyur.
Load more