LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kapten Pierre Andries Tendean
Sumber :
  • Sumber-wikipedia-IG @pierresangpatriot

Kisah Si Ganteng Kapten Pierre Tendean, Idola Para Wanita dan Ajudan Rebutan Tiga Jenderal

Kebahagiaan terpancar dari wajah Maria Elizabeth Cornet, dan A. Lammert Tendean, mereka dikaruniai putra yang tampan, Ia diberi nama Pierre Andries Tendean. 

Sabtu, 25 Juni 2022 - 07:42 WIB

Hari itu, pukul 08.10, tanggal 21 Februari 1939, suara tangisan bayi laki-laki memecah pagi di rumah sakit rakyat yang bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ), Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. 

Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah kedua orang tuanya, Maria Elizabeth Cornet, dan Aurelius Lammert Tendean. Pasangan itu dikaruniai seorang putra yang tampan, Ia kemudian diberikan nama Pierre Andries Tendean

Ibu Pierre, Maria Elizabeth Cornet merupakan wanita asal Leiden, Belanda, sekaligus keturunan Prancis, menikah dengan Aurelius Lammert (A.L) Tendean, seorang dokter spesialis jiwa berdarah Minahasa, Sulawesi Utara. ltulah sebabnya putra mereka diberi nama Prancis "Pierre".

Dikemudian hari, 26 tahun kemudian, anak laki-laki tampan blasteran Minahasa - Prancis ini menjadi sosok penting dalam catatan sejarah bangsa Indonesia, ketika ia dijemput paksa oleh sekelompok pasukan Cakrabirawa di rumah komandannya, Jenderal Abdul Haris Nasution, Menko Hankam KASAB, pada G30S PKI, 1 Oktober 1965 dini hari.

Baca Juga: Pembalasan Sang Jenderal yang Terluka, Pukulan Keras Nasution Usai Lolos dari Pembunuhan G30S PKI

Baca Juga :

 

Pierre Kecil dan Keluarga yang Sederhana

Masykuri dalam bukunya "Pierre Tendean" yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional 1983/ 1984, menggambarkan sosok keluarga Tendean sebagai keluarga yang sederhana.

"Keluarga Dr. A.L. Tendean hidup sederhana, karena hanya mengandalkan gaji dari pemerintah, tidak membuka praktek di luar." tulis Masykuri.

Ketika Pierre berumur setahun, ayahnya dipindahkan dari Jakarta ke Tasikmalaya, Jawa Barat. Tidak lama sesudah bertugas di sana, Dr. A.L. Tendean jatuh sakit, sehingga perlu dirawat di Sanatorium Rumah Sakit Cisarua.

Seluruh keluarganya ikut pindah ke sana. Setelah sembuh ia tetap tinggal di Cisarua, dan bekerja di rumah sakit tersebut.

"Di daerah pegunungan itu mereka tinggal di rumah yang sederhana, akan tetapi sejuk dan nyaman, karena lbu Tendean rajin menanami halamannya dengan bunga-bungaan." ungkap Masykuri.

Pada zaman Revolusi Kemerdekaan, keluarga Dr. Tendean secara diam-diam membantu obat-obatan para gerilyawan Indonesia. lbu Tendean giat mengumpulkan dana dari simpatisan-simpatisan guna membantu pemuda-pemuda yang sedang bergerilya itu.

Kakak Pierre, Mitze Farre menerangkan, bahwa Pierre Tendean sejak kecil sampai akhir hayatnya merupakan anak yang sederhana dalam segala hal. Dia rajin dan tekun, tidak memiliki sifat manja, meskipun merupakan satu-satunya anak laki-laki di dalam keluarganya.

Di dalam maupun di luar sekolah, Pierre sangat disayangi kawan-kawannya, karena sifatnya yang ramah. Pierre tidak suka membeda-bedakan kawan-kawannya. Ia dapat bergaul dengan baik dan ramah dengan seimua lapisan masyarakat.

Pierre yang pada waktu itu masih duduk di bangku Sekolah Dasar telah memperlihatkan sifat tanggung-jawabnya terhadap masyarakat sekitamya. Pada waktu libur ia membantu teman-temannya pergi ke sawah untuk mencari siput guna menambah lauk-pauk di rumah orang tua mereka.

Untuk mengurangi beban keluarganya, Pierre yang masih kecil itu giat menanami tanah kosong di sekitar rumahnya dengan singkong, ubi, pepaya dan sayur-sayuran.

 

Si Tampan yang Jadi Idola

Pada tahun 1958, ketika Pierre Tendean berhasil diterima sebagai Taruna pada Akademi Militer Nasional Jurusan Teknik, yaitu ATEKAD.

Pendidikan akademis di ATEKAD terbagi atas dua bidang. Mata kuliah bidang teknik mendapat bantuan dosen-dosen dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sedangkan yang menyangkut Bidang Militer ditangani oleh pihak militer sendiri. 

Foto: Kapten Anumerta Piere Tendean bersama kedua kakak 
perempuannya Mitzi Farre (duduk) dan Rooswidiati (Masykuri, "Pierre Tendean" - 1983/1984)

Perwira-perwira lulusan ATEKAD diharapkan mampu memimpin peleton atau sekelompok prajurit yang terdiri dari 20 sampai 30 orang.

Perwira-perwira ini dalam pangkat-pangkat senior dapat melanjutkan pendidikannya ke fakultas teknik atau ITB untuk mendapatkan gelar kesarjanaan 

"Sebagai seorang taruna dan olahragawan yang memiliki bentuk badan yang tinggi dan atletis serta roman muka yang tampan, Pierre selalu menjadi pusat perhatian gadis-gadis remaja. Oleh gadis-gadis remaja Bandung, Pierre mendapat sambutan 'Robert Wagner dari Panorama'." tulis Masykuri dalam bukunya.

Robert Wagner adalah nama bintang film Amerika terkenal, sedangkan Panorama adalah nama tempat pendidikan ATEKAD di Bandung.

"Apabila sedang memimpin Parade Taruna, dalam setiap ada perayaan, Pierre selalu menarik perhatian khalayak ramai. Ia memang seorang yang simpatik. " ungkap Maskuri.

Kawan-kawannya atau orang-orang yang pernah bergaul dengan dia selalu menaruh simpati kepadanya. Rasa simpati mereka ini timbul, bukan semata-mata karena bentuk lahiriahnya, akan tetapi terutama tertarik karena tingkah lakunya, sopan santunnya serta sikapnya yang homoristis.


Ajudan yang Jadi Rebutan Para Jenderal

Ketika Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia di tahun 1963,  Letda Pierre Tendean ditugaskan di garis depan pertempuran sebagai perwira intelijen yang menyusup ke wilayah Malaysia.

"Seluruh keluarganya, terutama ibu Pierre menjadi sangat prihatin ketika Letda Pierre mendapat tugas khusus menyusup ke daerah Malaysia, diperbantukan kepada Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat yang bertugas di garis depan." tulis Masykuri.

Ibu Pierre yang kebetulan merupakan kawan baik dari mertua Jenderal A.H. Nasution, yang tinggal bersama-sama dengan menantunya di jalan Teuku Umar 40 Jakarta, memberanikan diri memajukan permohonan kepada Jenderal Nasution yang ketika itu menjabat Menko Hankam KASAB, agar puteranya, Letda Pierre Tendean ditarik dari tugas khusus yang sangat berbahaya itu. 

Foto: Keluarga Jenderal AH Nasution (wikipedia)

Permohonan serupa juga diajukan kepada Mayor Jenderal Dendi Kadarsan yang ketika itu menjabat Direktur Zeni Angkatan Darat yang telah dikenal Ibu Tendean sejak puteranya menjadi Taruna ATEKAD di Bandung.

Permohonan lbu Tendean tersebut dikabulkan, Letda Pierre ditarik dari tugas khusus melakukan penyusupan ke daerah Malaysia. Ia menjadi rebutan antara Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Dendi Kadarsan yang telah mengenal bakat dan kepribadiannya. 

Akhirnya, Jenderal Nasution yang menang. Sejak tanggal 15 April 1 965, Letda Pierre Tendean dinaikkan pangkatnya menjadi Lettu dan ditugaskan sebagai Ajudan Menko Hankam KASAB, Jenderal Nasution. 

lbu Tendean menjadi lega, akan tetapi Lettu Tendean sendiri sebenarnya tidak begitu tertarik dengan tugasnya yang baru itu. Meskipun demikian, sebagai prajurit Pierre harus tunduk kepada tugas yang dibebankan atasan kepadanya dan menjalankan tugas barunya itu dengan penuh rasa tanggung jawab. 

Ketika terjadi upaya penculikan terhadap Jenderal Nasution oleh G30S PKI, Lettu Pierre tidak sedang menjalankan piket sebagai ajudan. la telah menyerahkan tugas piket pada hari itu kepada Komisaris Polisi Hankam Mansyur. 

Baca Juga: Gagalnya G30S PKI, Kisah Letkol Untung yang Kurang Tidur Hingga Pasukan yang Membelot Karena Lapar

Akan tetapi karena inisiatifnya sendiri ketika mendengar serentetan tembakan yang ditujukan kepada Jenderal Nasution, ia segera mengambil jaket dan senjatanya, kemudian keluar. Akibatnya ia ditangkap dan dibawa oleh gerombolan penculik, karena disangka Jenderal Nasution. 

Tindakan spontan Lettu Pierre Tendean sebagai ajudan itu secara tidak langsung telah menyelamatkan jiwa Menko Hankam KASAB Jenderal Nasution dari upaya pembunuhan kelompok G30S PKI. (Buz)

Ikuti perkembangan berita terbaru melalui channel YouTube tvOneNews:

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Top 3 Sport: Reaksi Netizen Korea, Red Sparks Ambil Tindakan Tegas, Pentingnya Peran Megawati Hangestri Menurut Ko Hee-jin

Top 3 Sport: Reaksi Netizen Korea, Red Sparks Ambil Tindakan Tegas, Pentingnya Peran Megawati Hangestri Menurut Ko Hee-jin

Berikut merupakan 3 artikel sport terpopuler di tvOnenews.com pada Jumat (22/11/2024). Kabar seputar Megawati Hangestri masih menjadi yang paling banyak dibaca
Ternyata Bukan Masjid, Shalat Qabliyah Subuh agar Raih Pahala Melebihi Seisi Dunia Kata Ustaz Adi Hidayat di Sini

Ternyata Bukan Masjid, Shalat Qabliyah Subuh agar Raih Pahala Melebihi Seisi Dunia Kata Ustaz Adi Hidayat di Sini

Keutamaan besar shalat qabliyah Subuh datangkan pahala dan kebaikan lebih dari dunia seisinya. Ustaz Adi Hidayat (UAH) membagikan tempat terbaik pelaksanaannya.
Profil Emil Audero Mulyadi, Kiper Como 1907 Ini Ternyata Kelahiran Mataram, Diharapkan Bisa Perkuat Skuad Timnas Indonesia

Profil Emil Audero Mulyadi, Kiper Como 1907 Ini Ternyata Kelahiran Mataram, Diharapkan Bisa Perkuat Skuad Timnas Indonesia

Intip profil Emil Audero Mulyadi, seorang kiper Itali berdarah Indonesia yang digadang-gadang akan dinaturalisasi? Publik berharap Emil dapat memperkuat Timnas.
Pilu, AKP Ulil Ryanto Korban Polisi Tembak Polisi Ternyata Bakal Nikahi Kekasih Tahun Depan, Namun Nasib Berkata Lain…

Pilu, AKP Ulil Ryanto Korban Polisi Tembak Polisi Ternyata Bakal Nikahi Kekasih Tahun Depan, Namun Nasib Berkata Lain…

Terungkap AKP Ulil Ryanto Anshar yang jadi korban polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumbar berencana untuk menikahi kekasihnya di tahun depan. Sayangnya..
Polisi Tembak Mati Polisi karena Bekingi Tambang Ilegal, Penasihat Ahli Kapolri: Memalukan!

Polisi Tembak Mati Polisi karena Bekingi Tambang Ilegal, Penasihat Ahli Kapolri: Memalukan!

Peristiwa polisi tembak mati polisi di Polres Solok Selatan menjadi soratan banyak pihak. Salah satunya dari Penasihat Ahli Kapolri Aryanto Sutadi. Ini katanya.
Bareskrim Polri Ungkap Peran Hingga Modus 482 Tersangka TPPO

Bareskrim Polri Ungkap Peran Hingga Modus 482 Tersangka TPPO

Bareskrim Polri mengungkap peran hingga modus 482 tersangka dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang berhasil ditangkap dalam kurun waktu Oktober-November 2024.
Trending
Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Utang Langsung Lunas dan Rezeki Seketika Lancar, Baca Surat ini 21 Kali Pengganti Shalat Dhuha Kata Ustaz Maulana

Ustaz Maulana menganjurkan saat punya utang menggunung dan rezeki masih seret bisa rutin membaca surat dalam Al Quran selain rajin mengerjakan shalat Dhuha.
Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Amukan AKP Dadang Iskandar Usai Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan: Saya Makan Kau

Instansi Polri kembali menyulut perhatian publik usai dua anggotanya kbali terlibat aksi saling tembak menembak di lingkungan Polres Solok Selatan, Sumatera Barat.
Masih Ingat Phyadeth Rotha? Gadis Cantik Asal Kamboja yang Pernah ‘Digoda’ Marselino Ferdinan di SEA Games 2022, Begini Kabarnya Sekarang

Masih Ingat Phyadeth Rotha? Gadis Cantik Asal Kamboja yang Pernah ‘Digoda’ Marselino Ferdinan di SEA Games 2022, Begini Kabarnya Sekarang

Kabar terbaru Phyadeth Rotha, gadis cantik asal Kamboja yang pernah 'digoda' pemain andalan Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan di SEA Games 2022 lalu.
4 Alasan Kuat Timnas Indonesia Bisa Juara Piala AFF 2024, Nomor 2 Bikin Malaysia hingga Vietnam Ketar-ketir

4 Alasan Kuat Timnas Indonesia Bisa Juara Piala AFF 2024, Nomor 2 Bikin Malaysia hingga Vietnam Ketar-ketir

4 alasan kuat ini membuat Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi juara Piala AFF 2024, yang akan dimulai pada Desember mendatang.
Shin Tae-yong Ultimatum Marselino Ferdinan di Pertandingan Timnas Indonesia Vs Arab Saudi, Eks Pemain Persebaya Itu sampai Mohon-mohon

Shin Tae-yong Ultimatum Marselino Ferdinan di Pertandingan Timnas Indonesia Vs Arab Saudi, Eks Pemain Persebaya Itu sampai Mohon-mohon

Shin Tae-yong sempat mengultimatum Marselino Ferdinan pada jeda babak pertama pertandingan Timnas Indonesia melawan Arab Saudi di Stadion GBK, Selasa (19/11).
Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Mencuat! Bekingan Tambang Ilegal Solok Selatan, Buat Kapolri Geram hingga Perintahkan Ini

Usai terungkapnya insiden tewasnya Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari yang ditembak oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang
Ustaz Adi Hidayat Ungkap Cara Rezeki Mengalir Deras dan Karir Meroket, Bukan Hanya Bekerja tapi Tambah Amalan Sunnah Ini

Ustaz Adi Hidayat Ungkap Cara Rezeki Mengalir Deras dan Karir Meroket, Bukan Hanya Bekerja tapi Tambah Amalan Sunnah Ini

Amalan sunnah itu adalah shalat tahajud. Mungkin memulai sesuatu yang baik seperti shalat malam (tahajud) tak mudah, tapi ada baiknya dibiasakan mulai sekarang.
Selengkapnya
Viral