Jakarta - Adanya kabar terkait ratusan buruh migran yang meninggal dunia di pusat penahan imigrasi daerah Sabah, Malaysia, selama periode 18 bulan, 2021-2022. Presiden Partai Buruh Said Iqbal memberikan respon tegas akan hal tersebut.
"Kami mendengar ada ratusan buruh yang ditahan pihak imigrasi Sabah Malaysia telah meninggal dunia. Kami mengutuk keras dan menyesalkan mengapa peristiwa ini bisa terjadi," katanya dalam konferensi pers Partai Buruh bersama Serikat Buruh dan Petani, pada Kamis (30/6/2022).
Pria yang sudah lama berkecimpung di dunia pergerakan kaum buruh ini mengatakan bahwa buruh migran adalah konstituen pihaknya.
"Jika fakta ratusan buruh migran Indonesia meninggal di penjara imigrasi Sabar benar terjadi, hal ini akibat minimnya pemberian makanan dan akses kesehatan. Kami akan membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional dan Dewan HAM PBB," tegasnya.
Selain itu Iqbal juga akan membawa kasus ini pada Komite Aplikasi Standar (The Committee on the Aplication of Standards) atau CAS. Ini adalah sebuah tim panel yang dibentuk oleh ILO terkait pelanggaran hak-hak buruh.
Melansir dari keterangan Konfederasi Serikat Buruh Malaysia (MUTC) sudah dihubungi oleh Said Iqbal mewakili pihaknya untuk mengungkap kasus ketidakadilan terhadap ratusan buruh.
"Untuk itu, kami akan mencari data dan fakta di lapangan. KSPI sudah menghubungi Konfederasi Serikat Buruh Malaysia (MTUC) untuk membentuk tim pencari fakta bersama," ujarnya.
Partai Buruh mendesak pemerintah Indonesia untuk mengirimkan sejumlah tim investigasi ke Malaysia untuk mengusut kasus ini lantaran menyangkut nyawa manusia, dan bersungguh-sungguh dalam melindungi hak warga negara. (gan/ree)
Load more