Jakarta – Sebanyak 20 orang pemuda dan pemudi global yang berkarya dan memiliki proyek nyata sesuai topik Y20 Indonesia, dipilih sebagai Finalis Y20 Awards 2022.
Seleksi Y20 Awards ini berdasarkan dokumen aplikasi dan video 3 menit tentang aktivitas atau inisiatif karya dan proyek mereka.
“Dokumentasi karya dan proyek para finalis Y20 Awards ini akan menjadi bentuk konkritbatau concrete deliverable dari Y20 Indonesia,” kata Gracia Paramitha, Co Chair Y20 Indonesia, di Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Penghargaan ini untuk menjaring dan menemukan beragam aktivitas dan inisiatif para pemuda global (baik negara G20 maupun nonG20) yang berhubungan dengan wirausaha sosial, ekonomi digital, ekonomi sirkular dan planet yang keberlanjutan, serta keragaman budaya, pendidikan inklusif, dan ekonomi kreatif.
“Inisiatif Y20 Awards diharapkan dapat menujukkan bahwa pemuda mampu bermitra dengan pemerintah atau para G20 leaders dan beraksi nyata,” kata Gracia.
Ajang Y20 Awards 2022 dibuka pada Desember 2021 dengan 2 kategori: Youth Individual Leaders dan Youth Group. Nantinya 5 pemenang Y20 Awards (4 pemenang kategori Youth Individual Leaders dan 1 Best Youth Group) akan diundang untuk berpartisipasi dan menceritakan karya/proyek mereka di Y20 Summit 2022, yang akan berlangsung pada 17- 24 Juli 2022.
Komposisi finalis Y20 Awards beragam dan berasal dari berbagai belahan dunia. Separuh finalis berasal dari Indonesia. Mereka adalah Maulana Muhammad Ramadhan, Alvian Wardhana, Yohanes Sugihtononugroho, Zagy Yakana Berian, Yolla Miranda, Gayatri, Culture Academy, Indonesian Youth for SMEs, Jabar Digital Service, Rekosistem.
Adapun separuh finalis lainnya berasal dari mancanegara. Mereka adalah Angela Zhong dari Amerika Serikat, Ally Zlatar dari Inggris, Kyoka Costantini dari Perancis, Henaka Rallage Chiranthi Thavisha Senanayake dari Sri Lanka, PAK Mission Society dari Pakistan, Ladakh Basket dan Global Shapers Community dari India, Joel Christoph dari Jerman, Emil Kharisov dari Rusia, serta Eidos Global dari Argentina.
Dari 20 Finalis, sembilan antaranya adalah perempuan muda dan bahkan ada pula yang masih duduk di bangku SMA Ursuline Surakarta, yakni Gayatri. Ia tampil dengan Nawala Project, yakni sebuah taman bacaan dan klub edukasi gratis yang diselenggarakan di alun-alun Surakarta.
Para juri Y20 Awards adalah para ahli di organisasi internasional, seperti Budi Mario dari International Labour Organization (ILO), Qing Ye dari World Trade Organization (WTO), Wafa Taftazani dan Vincent Tjendra sebagai alumni Delegasi Indonesia untuk Y20, para tokoh pemimpin muda global dari Friends For Leadership/FFL seperti Roman Chukov, Baljinnyam Chinzorigt, Dr. John Aggrey, Bhushan Dahalgt, David Okpatuma, Co Chair Y20 Indonesia Gracia Paramitha, Nanda Noor dari World Resource Institute (WRI) Indonesia, serta Vina G. Pendit dari tim Value20 (V20) Indonesia.
Terselenggaranya Y20 Awards tak lepas dari dukungan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, selaku mother Ministry Y20 Indonesia, dan para mitra Y20 Awards (Yayasan Plan International Indonesia, ILO, WRI, FFL, V20, WTO).
Ada beberapa proyek menarik yang ditampilkan para finalis. Literasi Anak Benua digagas Alvian Wardhana dan telah membantu 1800 anak-anak buta huruf di Kalimantan Selatan di 17 desa dan dibantu oleh ratusan sukarelawan.
Ada juga kiprah Zagy yang mendirikan Society for Renewable Energy dan telah membangun banyak panel surya di pedesaan Indonesia serta Yolla Miranda yang membuat masker ramah lingkungan bernama Maskit.
Ada pula Eidos Global dari Argentina dan memiliki cabang di Inggris dan Uruguay memiliki 23 tim anggota dan 50.000 orang terdampak proyek wirausaha sosial mereka yang bernama ‘Social Innovation Warehouse’. “
Dengan digitalisasi, Eidos Global berusaha untuk mengembangkan skill para pemuda yang lebih berdampak sosial bagi masyarakat melalui edukasi dan pelatihan-pelatihan inovatif,” kata Marina dari Eidos Global.
Pada kategori Individual Youth Leader, Angela Zhong dari Amerika Serikat membuat kampanye pangan berkelanjutan di kampusnya Harvard University.
Sementara Joel Christoph mendirikan Endeema, sebuah perusahaan perangkat lunak di Jerman yang mensinergikan konsumsi energi dengan produksi energi terbarukan berteknologi listrik dan tenaga surya.
Di topik keberagaman budaya dan inklusi, Chira dari Sri Lanka memiliki proyek inkubator pemberdayaan pemuda yang disebut the Hype Sri Lanka.
“Proyek saya secara khusus ingin memenuhi target ke-10 dari SDGs dan mempromosikan inklusivitas pemuda di dalam proses pembangunan sistemik. Salah satunya memberdayakan pemuda disabilitas di kebijakan dan ruang riset,” ujar Chira.
Para finalis Y20 Awards saling berinteraksi dan bisa berkolaborasi proyek untuk menciptakan transformasi ekonomi dan sosial yang berkelanjutan serta pemulihan pembangunan bersama secara global. (HW/ree)
Load more