Jakarta - Di tengah heboh dugaan penyelewengan dana umat oleh yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Mantan Presiden Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin menulis status di akun Facebook-nya.
Dalam status Facebook Ahyudin yang diunggah pada 3 Juli 2022 lalu, Ahyudin menulis tentang organisasi sebagai alat perjuangan umat Islam. Tulisan itu kemudian diberi judul dengan "Organisasi Itu Alat Perjuangan".
"Kita umat Islam memiliki kewajiban yang jauh lebih besar dari siapapun," demikian bunyi paragraf pertama pada tulisannya, dikutip tvonenews.com pada Rabu (6/7/2022).
Sementara pada akhir tulisan, Ahyudin meminta agar tidak memedulikan fitnah yang terjadi.
"Jangan pedulikan berbagai fitnah yang menimpa sebab itu adalah keniscayaan. Ingat, tak kan pernah bisa lahir umat Islam yang besar tanpa ujian yang besar," tulis Ahyudin.
Selain itu, ia juga mencantumkan nama yayasan baru miliknya, yakni Global Moeslim Charity.
Berikut isi status Facebook Ahyudin yang diunggah dalam akun bernama Ahyudin:
Organisasi Itu Alat Perjuangan
Kita umat Islam memiliki kewajiban yg jauh lebih besar dari siapa pun.
Kita umat Islam adalah para khalifah Allah Ta'ala di muka bumi ini untuk menjadi pemimpin kehidupan agar kehidupan bermanfaat bagi semuanya bagi semesta alam.
Sedemikian besarnya tugas dan tanggungjawab umat Islam, maka umat Islam memerlukan alat perjuangan yaitu organisasi.
Organisasi apa pun dg pilihan isu kehidupan apa pun yang penting semuanya ditujukan bagi terwujudnya peradabam dunia yang lebih baik.
Saat ini, saat dimana umat Islam sedang mengalami keterpurukkan hampir disemua lini kehidupan, kehadiran organisasi-organisasi kebajikkan umat harus ibarat banyaknya pepohonan di hutan belantara.
Biar umat Islam bisa distribusikan maslahat keseantereo jagat sebagaimana milyaran pepohonan di hutan mensuplai oksigen bagi semesta kehiudupan
Jangan pedulikan berbagai fitnah yang menimpa sebab itu adalah keniscayaan.
Ingat, tak kan pernah bisa lahir umat Islam yang besar tanpa ujian yang besar.
#GMC Global Moeslim Charity
#BebaskanKemiskinanUmat
Diberitakan sebelumnya, organisasi nirlaba profesional itu diduga menyelewengkan dana donasi umat untuk kepentingan pribadi.
Menurut investigasi Majalah Tempo, founder sekaligus petinggi ACT bernama Ahyudin menerima gaji Rp 250 juta dan level menengah hingga Rpp 80 juta.
Petinggi ACT juga menerima mobil mewah dari Pajero Sport hingga Alphard, yang uang pembeliannya dipotong dari hasil donasi umat.
Lembaga filantropi itu juga memotong 13,7 persen dari total donasi yang diperoleh. Jumlah potongan itu disebut digunakan sebagai dana operasional untuk menutupi distribusi program. (syf/ner)
Load more