Jakarta - Kasus polisi tembak polisi yang mengakibatkan Brigadir Yosua alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Ia juga turut mengapresiasi langkah Kapolri dalam membentuk tim gabungan yang terdiri dari Polri, Komnas HAM, dan Kompolnas untuk menginvestigasi kasus tersebut.
"Ini sudah membuktikan bahwa Polri mau membuka diri dan transparan dalam mencermati dan menangani kasus yang sudah menjadi perhatian publik," kata Arteria Dahlan kepada tvOne, Rabu (13/7/2022).
Lebih lanjut, anggota fraksi PDIP itu meminta masyarakat bersabar dan menunggu hasil investigasi dari tim gabungan serta mempercayakannya.
"Percayalah kita semua saat ini bekerja di ruang kaca, pastinya transparan," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir Yosua meninggal dunia usai ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) lalu sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurut Brigjen Pol Ramadhan, Brigadir Yosua melakukan pelecehan seksual dan menodongkan pistol ke istri Kadiv Propam di kamar saat Ferdy Sambo tidak berada di rumah dinas sehingga Bharada E datang menolongnya.
"Bharada E bertanya, 'ada apa?'. Namun direspons dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J. Akibat tembakan tersebut terjadilah saling tembak," kata Ramadhan.
Kejadian penembakan tersebut menyebabkan nyawa Brigadir J melayang. Di sisi lain, keluarga korban menduga ada kejanggalan atas temuan luka di sekujur tubuh Brigadir Yosua dengan kronologi kejadian yang dibeberkan Polri. (syf/ebs)
Load more