Jakarta - Kejanggalan demi kejanggalan terus terungkap pada kasus kematian Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7). Terbaru, Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto (84) mengaku mengetahui adanya penggantian decorder CCTV oleh pihak petugas tak berseragam.
Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia angkat bicara terkait kasus ini. Ia sepakat banyak kejanggalan yang muncul dalam peristiwa berdarah sesama anggota Polri ini.
"Kasus ini memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul dari proses penanganan, maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," ungkap Mahfud lewat akun Instagram pribadinya @mohmahfudmd.
Mahfud MD menilai, kredibilitas Polri dan pemerintah dipertaruhkan dalam kasus baku tembak antar ajudan Kadiv Propam ini. Pihaknya yang tengah berada di Mekkah telah menugaskan Sekretaris Kompolnas Benny J Mamoto untuk ikut bergerak mendalami perkara ini.
"Sebagai Ketua Kompolnas, saya sudah berpesan kepada Sekretaris Kompolnas Benny J Mamoto untuk aktif menelisik kasus ini guna membantu Polri membuat perkara menjadi terang," tegasnya.
Sementara itu Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto (84) mengaku mengetahui adanya penggantian decoder CCTV yang terpasang di pos satpam komplek.
Proses penggantian decorder CCTV itu dilakukan sehari usai insiden baku tembak di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Decorder CCTV diganti hari Sabtu (9/7/2022), dari mereka (polisi) yang datang enggak pakai seragam,” bebernya kepada awak media saat ditemui di kediamannya yang berjarak sekira satu kilometer dari lokasi kejadian, Rabu (13/7).
“Saya tersinggung juga. Terang-terangan saja saya, enggak ada laporan, memerintahkan satpam seenaknya saja tanpa ada laporan RT," imbuhnya.
Menurutnya, sejumlah CCTV yang terpasang di komplek perumahan polisi itu berpusat di pos satpam. "Pusat CCTV di Pos semua. Yang ganti dari mereka (polisi), saya tahunya hari Senin (11/7)," terangnya.
Seno menyebut tidak ada warga maupun satpam yang mengetahui saat kejadian berlangsung, Jumat (8/7). Katanya, warga dan satpam memang sempat mendengar suara letusan dari rumah Kadiv Propam Irjen Fredy Sambo. Namun mereka mengira suara tersebut adalah ledakan petasan biasa.
"Jadi semuanya pada saat itu menyadari, mereka menganggap petasan bukan tembakan sehingga tidak ada tindak lanjut setelah mendengar itu biasa-biasa saja," jelasnya.
Kini peristiwa naas yang menimpa Brigadir J tengah berada dalam penyelidikan dan penyidikan tim profesional yang dibentuk Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Load more