Nusa Dua, - B20 Finance & Infrastructure Task Force menggelar forum dialog B20-G20 Indonesia, di Bali. Dialog bersama ini mengambil tema “Building Coalitions to Enable Greener and Smarter Infrastructure Development at Scale” yang menekankan pada pembiayaan berkelanjutan demi pemulihan global. Business 20 (B20) adalah forum dialog resmi G20 dari komunitas bisnis global. Didirikan pada tahun 2010, B20 merupakan salah satu business outreach-engagement group negara-negara G20 yang beranggotakan perusahaan dan organisasi bisnis terkemuka.
Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani mengatakan tujuan dari acara ini adalah untuk mengkomunikasikan dan mendiskusikan rekomendasi kebijakan yang telah dihasilkan B20 Finance & Infrastructure Task Force dan bagaimana mengimplementasikan rekomendasi tersebut untuk menghasilkan dampak yang lebih besar. “Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi investasi pemerintah dan sektor swasta untuk pengembangan infrastruktur sekaligus terhadap akses pembiayaan. Untuk itu, dalam pertemuan ini para pebisnis, menkeu dan gubernur bank sentral harus berkomitmen untuk berkolaborasi mengupayakan peningkatan sumber pembiayaan untuk infrastruktur dengan cara yang berkelanjutan, inklusif, mudah diakses dan terjangkau,” kata Shinta di Bali, Kamis 14 Juli 2022.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid menyetujui langkah revitalisasi pembiayaan dan infrastruktur global yang berkelanjutan, inklusif, mudah diakses dan terjangkau perlu diakselerasi dengan keterlibatan sektor swasta untuk mendukung investasi publik dan lembaga keuangan internasional. “Hal ini sejalan dengan G20 Roadmap to Infrastructure. Mobilisasi investasi infrastruktur juga dilakukan untuk meningkatkan inklusi sosial dan mengatasi kesenjangan antar wilayah. Dalam rangka mendukung inisiatif tersebut, lembaga keuangan internasional perlu memfasilitasi melalui penyediaan trust fund guna membantu negara miskin dan berkembang,” jelas Arsjad.
Selama 10 bulan ini, gugus tugas Finance & Infrastructure yang terdiri dari 115 anggota dari 25 negara, telah merumuskan empat butir rekomendasi kebijakan yang didiskusikan bersama pada acara B20-G20 Dialogue. Rumusan final rekomendasi selanjutnya akan diajukan dalam KTT G20. Empat rekomendasi yang dirumuskan adalah, pertama, meningkatkan akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau dan sesuai. Kedua, mendorong kolaborasi antar negara untuk mempercepat transisi yang adil menuju net-zero -yakni jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer, tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Rekomendasi ketiga, mempercepat pengembangan dan adopsi infrastruktur digital dan cerdas serta yang keempat, memperbaiki regulasi jasa keuangan global untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pertumbuhan ekonomi, produktivitas dan stabilitas.
Keempat rekomendasi dari gugus tugas Finance & Infrastructure berangkat dari fakta bahwa saat ini masih terdapat sebuah kesenjangan infrastruktur, perbedaan yang signifikan antara perkiraan kebutuhan infrastruktur dan realisasi penyediaan infrastruktur. Sebagian besar hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pendanaan pemerintah dan ketidaktersediaan pembiayaan swasta untuk mengisi kesenjangan yang ada. Kesenjangan infrastruktur yang semakin besar ini, juga diperparah oleh pandemi Covid-19. Diperkirakan, kesenjangan infrastruktur secara kumulatif akan mencapai USD 10,6 triliun pada tahun 2040 di negara-negara G20 dan USD 15 triliun di seluruh dunia. Keadaan ini lebih signifikan terlihat pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. (rul/toz)
Load more