Simalungun, Sumatera Utara - Konferensi Tingkat Tinggi Women20 (W20) yang berlangsung pada 19-21 Juli 2022, di Hotel Niagara dan The Kaldera yang berada persis di tepi Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara menjalankan serangkaian agenda.
W20 adalah engagement group pertama dari Group of Twenty (G20) yang mengadakan kick off pada Desember 2021 yang lalu, sekaligus pertama juga menyelesaikan summit. Dari rangkaian gelaran pertemuan berskala internasional tersebut, W20 yang pertama menghasilkan komunike.
Menurut Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, melalui komunike yang diserahkan kepada presiden tersebut, diharapkan berbagai upaya diskusi yang telah dilakukan oleh W20 Presidensi Indonesia dapat membawa isu terkait gender, khususnya perempuan pedesaan dan perempuan dengan disabilitas, sebagai salah satu fokus G20.
Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini menyatakan, perhelatan W20 Summit juga akan fokus mengurai berbagai isu prioritas W20. Terutama mengenai kesetaraan dan diskriminasi, ekonomi inklusif, hingga UMKM milik perempuan. Selain itu, akan ada juga pembahasan mengenai isu terkait peningkatan akses perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan ke pendidikan, teknologi, keuangan, dan kesetaraan kesehatan. "Seluruhnya akan dikemas ke dalam rangkaian dialog dan konferensi kebijakan,” kata Dian.
Menurut Dian, agenda W20 Summit ini juga diharapkan dapat menciptakan komitmen, kebijakan, hingga rekomendasi menjadi fokus utama G20 terhadap empat poin penting.
Pertama, mendorong kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus diskriminasi yang menghambat partisipasi perempuan dalam perekonomian. Kedua, mencapai inklusi ekonomi dengan mendukung UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Ketiga, mengatasi kerentanan untuk meningkatkan ketahanan, dengan fokus pada perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan. Keempat, seruan terhadap kesetaraan gender terkait Kesehatan.
KTT W20 juga didalamnya terdapat konferensi internasional pemberdayaan perempuan di G20 yang terbagi
ke dalam dua forum di waktu yang bersamaan. Forum pertama membahas dua tema penting yaitu, pertama, bagaimana mengatasi diskriminasi dalam pembuatan kebijakan yang fokus pada kesetaraan gender. Kedua, bagaimana mengatasi kesenjangan dan meraih peluang dalam pemberdayaan ekonomi perempuan.
Isu penting lainnya soal bagaimana lanskap dari invenstasi berdasarkan gender dapat menciptakan pengaruh yang kuat dari bisnis yang dipimpin oleh perempuan. Serta bagaimana mengelola interseksionalitas untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Paralel dengan berjalannya kedua forum tersebut, turut pula dilakukan pendampingan bisnis untuk UMKM milik perempuan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para delegasi W20, advokat, dan para praktisi untuk berinteraksi langsung dengan para pengusaha perempuan.
Pendampingan ini akan mengangkat beberapa poin antara lain kepemimpinan perempuan, bagaimana menciptakan bisnis jangka panjang, pemasaran, branding, hingga manajemen keuangan. (rul/mii)
Load more