Banda Aceh, Aceh - Kawasan hutan di Sumatra khususnya Aceh memang sangat ideal sebagai habitat alami satwa dilindungi seperti gajah, harimau, orang utan, dan lainnya. Ini seharusnya dipertahankan untuk mencegah kepunahan satwa-satwa liar tersebut.
Namun alih fungsi lahan yang tidak terkontrol saat ini menjadi ancaman keberlangsungan satwa-satwa liar di Provinsi Aceh. Luas kawasan hutan tersebut terus menyusut karena alih fungsi lahan dan penebangan liar.
"Alih fungsi lahan, seperti kawasan hutan menjadi lahan pertanian menjadi ancaman bagi kelestarian satwa-satwa liar dilindungi," kata TM Zulfikar, Koordinator Yayasan Ekosistem Lestari di Banda Aceh, Ahad, (5/9).
Selain mengancam keberlangsungan satwa dilindungi, kata TM Zulfikar, alih fungsi lahan tersebut juga sudah menyebabkan konflik dengan manusia. Akibat konflik tersebut, kedua pihak selalu dirugikan.
Salah satu dampak yang sangat nyata adalah satwa liar terpaksa harus mencari makan di luar wilayah alaminya, bahkan ada yang mendekati pemukiman penduduk.
"Manusia kehilangan mata pencaharian seperti lahan pertanian dirusak. Sedang satwa berujung dengan kematian. Padahal, satwa tersebut merupakan penyeimbang ekosistem," ujar TM Zulfikar.
Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di Aceh Selatan, kata TM Zulfikar, tiga harimau, satu induk ditemukan mati terjerat dekat pemukiman penduduk. Ini terjadi karena mereka mencari mangsa keluar dari habitatnya.
Load more