Untuk mencapai target penurunan emisi, Kementerian ESDM telah menyusun peta jalan menuju net zero emission (NZE) sektor energi pada 2060 atau lebih cepat dengan bantuan internasional. “Penyusunan roadmap ini sejalan dengan arah kebijakan energi nasional yaitu melaksanakan transisi energi, dari energi fosil menuju energi bersih ramah lingkungan utamanya pengembangan EBT,” kata Yudo.
Peta jalan ini mencakup strategi yang perlu ditempuh oleh Indonesia dari sisi supply dan demand energi untuk menurunkan emisi GRK secara signifikan dan mencapai NZE, seperti phasing down batu bara, implementasi EBTKE secara masif, konversi PLTD ke EBT, serta peningkatan demand listrik melalui pemanfaatan kompor induksi dan kendaraan listrik.
Menurut Yudo, pemerintah masih terus melakukan exercise dan simulasi. “Agar dokumen peta jalan NZE sektor energi dapat sejalan dengan upaya penurunan emisi yang ditargetkan oleh KLHK selaku National Focal Point, serta dapat disinergikan dengan peta jalan sektor lainnya," katanya.
Tanggung jawab mewujudkan transisi energi ini, menurut Yudo, semakin besar seiring dengan terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 2022. “Transisi energi menjadi satu dari tiga pilar utama mewujudkan target forum internasional tersebut, yaitu Recover Together, Recover Stronger," ujarnya.
Menurut Urban Environment Officer USAID Indonesia, Ryan Weddle, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) berkomitmen mendukung tujuan energi terbarukan Indonesia dan nationally determined contribution mengejar tujuan ini.
“Sangat penting memberdayakan generasi muda agar masyarakat dapat secara efektif memanfaatkan energi, semangat, dan kreativitas mereka,” katanya.
Kata, Ryan USAID senang bisa bersama-sama menjadi tuan rumah webinar, sehingga para peserta dapat belajar tentang inovasi di sektor energi seperti perdagangan karbon, utilitas energi berkelanjutan, dan pengelolaan limbah elektronik.
Load more