Sebagai evaluasi, Diky meminta kejadian ini menjadi pelajaran bagi PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pengelola JIS. Pasalnya menurut Diky, beberapa bagian dari JIS memang nampak masih belum kuat.
"Memang banyak yang harus disiapkan, kalau di GBK misalnya sudah ada steger, di sini belum. Jadi memang ini momen kita belajar. Justru, saya beharap dengan adanya momen ini (pagar roboh), jadi pelajaran buat Jakpro bahwa masih ada yang belum kuat," tegasnya.
Apalagi, lanjut Diky, karakter penonton sepak bola di Indonesia berbeda dengan masyarakat pada umumnya. “Kami bisa 100 kali lipat energinya lebih besar saat loncat. Semoga ini menjadi pembelajaran," terangnya.
Terlepas dari peristiwa itu, Diky masih mengaku lega sebab kejadian robohnya pagar terjadi saat laga ekshibisi. "Untung kejadianya saat grand launching. Kalau saja pas Liga 1, Persija sudah didenda segala macam," tutupnya. (amr)
Load more