Jakarta - Buntut insiden polisi tembak polisi hingga Kapolri membentuk Timsus diantaranya ikut berpartipasi dalam menelusuri kasus matinya Brigadir J adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). yang baru saja selesai dengan agenda pemeriksaan Komnas HAM kepada Bharada E 6 Ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo: Peristiwa Hari H penembakan.
Brigadir J yang mati ditangan rekan kerjanya sesama polisi yakni Bharada E, karena tekanan publik makin besar agar segera diusut tuntas kasus penembakan ini, yang dianggap beberapa luka tak wajar Brigadir J oleh pihak keluarga.
Masih dalam rangka status penyidikan, Komnas HAM memanggil 7 orang ADC (aid de camp) atau ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo, untuk dimintai keterangannya, tetapi hanya 6 ajudan yang hadir, diantaranya paling menyita perhatian publik adalah Bharada E.
Diketahui Bharada E yang terlibat aksi tembak menembak dengan Brigadir J yang menewaskanya dengan 5 peluru dengan senjata Glock 17.
Komnas HAM melalui komisioner yang bernama Choirul Anam menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan dari pukul 10 pagi tadi hingga selesai menjelang Maghrib.
Proses pemeriksaan dilakukan secara terpisah dan tidak dalam satu tempat, masing-masing Ajudan dimintai keterangan oleh tim Komnas HAM dengan didampingi oleh Karo Pemnas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. tetapi tidak ikut di dalam proses pemeriksaan.
"Yang kami dalami pastilah ini masih berupa keterangan, terkait bagaimana peristiwa hari H itu pasti kami dalami. bahkan kami suruh minta menggambar posisi-posisinya itu yang pertama, yang kedua kami juga mendalami spektrum sebelum hari H sebelum Jumat itu, kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, Bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa, kondisinya kayak apa itu salah satu yang penting, misalnya begini ini kondisinya kayak bercanda-bercanda tertawa atau tegang. itu kami tanya di beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa tertawa, itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya,"ucap Choirul Anam
"Yang kedua kami juga tarik spektrum yang lebih luas, spektrum waktu yang lebih luas, misalnya di Magelang ngapain, baju apa, ngapain saja dan sebagainya dsb, termasuk juga spektrum waktu kapan berangkat dari Magelang Sampai Kapan nyampai di Jakarta. di Jakarta ngapain aja, pakaiannya apa, kami tanya secara detail dan lengkap. dan masing-masing orang memiliki jawaban sendiri, karena kan ditanyai sendiri-sendiri."lanjutnya
"Apakah sama ataukah tidak? itu nanti diolah di tim, karena tim juga belum sempat rapat. barusan selesai langsung kami turun kesini,"ucapnya.
Tadi yang datang untuk jalani pemeriksaan adalah 6 orang ADC atau ajudan dari Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo. satu orang lagi belum ada alasan dan pemberitahuan.
"Sepanjang yang tadi kami periksa, Bharada E menjelaskan banyak hal, salah satunya adalah soal menembak."jelasnya
Lebih lanjut pihak Komnas HAM belum menjelaskan kronologi penembakan apakah sesuai dengan penjelasan dari versi Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Choirul Anam mengaku Komnas HAM lebih ke pertanyaan terbuka dengan jawaban yang deskriptif dan hasil jawaban dari para ajudan itu nantinya akan dimunculkan di laporan akhir.
Tak hanya menanyakan konteks waktu dari masing-masing keterangan dari ajudan yang dicocokkan dengan informasi yang mencuat ke publik, lebih dari itu menanyakan hubungan masing-masing ADC dan kepada para atasannya yakni Irjen Ferdy Sambo dan Putri Ferdy Sambo.
"Yang berikutnya yang penting yang juga ingin kami sampaikan adalah kami juga menanyakan soal bagaimana sekuen hubungan ADC satu dengan yang lain, termasuk juga karakter masing-masing ADC. kami tanya di masing-masing orang itu, kami tanya pertanyaan yang sama, pertanyaan sama ini untuk melihat sebenarnya, apa sebenarnya yang terjadi dan background apa yang terjadi di sekuen itu, jadi misalnya ADC A kami tanya bagaimana soal apa perilaku kehidupan sehari-hari ADC yang lain, itu kami tanya semuanya,"jelasnya. (ind)
Load more