Sejak awal, Susno menilai kasus tewasnya Brigadir J ini mudah diungkap. Tak perlu ada tim khusus bahkan sampai Presiden, Menko Polhukam hingga Kapolri turun tangan.
"Kenapa saya katakan berkali-kali, TKP-nya jelas, yang meninggal jelas, yang mengaku tanda petik menembak jelas, barang bukti senjatanya juga jelas, handphone jelas, CCTV walaupun mati juga jelas, selongsong ada, proyektil ada, darah ada, luka-lukanya juga nanti tergantung hasil visum, jadi jelas ceritanya," ungkapnya
Namun demikian, Susno memahami kasus Brigadir J ini yang mestinya mudah tapi justru lamban diungkap karena adanya hambatan tak hanya teknis tapi juga psikologis. Sebabnya, TKP berada di rumah seorang jenderal polisi, melibatkan istri jenderal, ajudan hingga sopir.
"Mereka polisi semua, di rumah dinas polisi, nah ini yang menjadi hambatan psikologis sekitar. Tetapi semua ini akan terjawab manakala ada kejujuran dan moral," ujar Susno.
Ia meyakini tim yang melakukan ekshumasi, autopsi dan visum Brigadir J hari ini benar-benar independen, kredibel dan pengetahuan yang bagus. Bahkan Panglima TNI sampai mengutus dokter forensik senior untuk bergabung dalam tim autopsi hari ini.
"Karena gali mayat ini akan sangat menentukan jalannya penyidikan ini bisa berubah 180 derajat," imbuhnya
RSUD Sungai Bahar dan Pemakaman Desa Suka Makmur (ist.)
Load more