Jakarta - Mantan Presiden Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin menyambangi Bareskrim Polri guna memenuhi panggilannya sebagai tersangka kasus dugaan penyelewengan dana sosial.
Ahyudin tiba di Bareskrim Polri didampingi tim kuasa hukumnya sekira pukul 13.20 WIB pada Jumat (29/7/2022).
"Maka sebagai tersangka pun insyaallah saya akan ikut semua proses hukum ini dengan sebaik-baiknya dengan penuh kooperatif begitu," kata Mantan Presiden ACT itu kepada awak media, Jakarta, Jumat (29/7/2022).
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, Ahyudin enggan berkomentar banyak saat disinggung penahanan yang akan dijalaninya.
Ia datang untuk memenuhi permintaan pihak penyidik terkait kasus yang menyeret namanya itu.
"Sepenuhnya hak penyidik. Kita akan hargai," katanya.
Dana tersebut bersumber dari Boeing untuk keluarga korban kecelakaan Lion Air JT-610. Namun dana santun tersebut tak digunakan seluruhnya oleh Yayasan ACT.
"Total dana yang diterima ACT dari Boeing Rp 138 miliar digunakan untuk program yang telah dibuat oleh ACT Rp 103 miliar dan sisanya Rp 34 milliar digunakan tidak sesuai peruntukannya," jelas Wadirtipideksus Bareskrim Polri, Kombes Helfi Assegaf, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Senin (25/7/2022).
Selain Ahyudin ada 3 orang lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka yakni Presiden ACT, Ibnu Khajar, Staff Vice Presiden ACT, Hariyana Hermain, dan Senior Vice President & Anggota Dewan Presidium ACT, Novariadi Imam Akbari.
Para tersangka dijerat Pasal 372 dan 374 KUHP, Pasal 45a Ayat 1 Jo Pasal 28 Ayat 1 UU ITE.
Kemudian Pasal 70 Ayat 1 dan 2 Jo Pasal 5 UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang yayasan. Serta Pasal 3,4 dan 5 tentang TPPU dan Pasal 55 Jo 56 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara. (raa/ree)
Load more