Luwu, Sulawesi Selatan – Warga di Desa Malela, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan setiap hari harus bertaruh nyawa melintasi jembatan gantung yang hampir putus. Jembatan sepanjang 50 meter ini merupakan akses terdekat yang menghubungkan tiga dusun yakni Tirowali, Desa Malela dan Desa Padang Lambe.
Walapun kondisinya rusak parah, jembatan gantung ini tetap digunakan warga untuk ke kebun dan bersekolah. Dua tali sling yang masih menggantung dijadikan pijakan kaki satunya lagi untuk berpegangan.
Muliani, warga Malela mengatakan setiap hari dia dan warga lainnya masih menggunakan jembatan itu walaupun sudah rusak parah.
"Sebenarnya ada jembatan lain yang bagus, tapi jauh dan harus mutar. Ada puluhan warga yang tiap hari lewat sini, termasuk anak-anak sekolah," kata Muliani, Selasa (07/09)
Muliani setiap hari menyeberangi jembatan tersebut sambil menenteng barang dagangannya, seperti air mineral, snack dan sembako.
"Saya jualan di seberang. Pernah sekali saya kena musibah, gelang emasku jatuh ke sungai setelah tersangkut di besi jembatan," ujarnya.
Adapun Siti Aminah, warga Malela lainnya mengaku selalu khawatir ketika tiga orang anaknya berangkat sekolah dan menyeberangi jembatan.
"Khawatir jangan sampai terjadi hal yang tidak kami inginkan, makanya selalu kami antar sampai berhasil menyeberang," kata Siti Aminah
Kepala Desa Malela, Muharram mengatakan jembatan tersebut sudah dua tahun rusak. Pihaknya sudah beberapa kali mengerahkan warga untuk bergotongroyong memperbaiki jembatan gantung tadi.
"Waktu banjir bandang tahun 2020 kemarin puncaknya. Jembatan rusak parah. Yang tadinya masih bisa dilalui sepeda motor, tapi sekarang pejalan kakipun susah," kata Muharram.
Muharram berharap tahun 2022 nanti jembatan ini sudah bisa dianggarkan untuk perbaikannya. (Haswadi/mii)
Load more