LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Dok - Pesawat tempur ‘T-50i Golden Eagle’ bermanuver di atas Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, Jumat (3/8/2018).
Sumber :
  • ANTARA

Indonesia Dijajah Belanda 350 Tahun Mitos Atau Fakta? Ini Jawabannya

Pertanyaan tentang apakah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun harus dijawab dengan narasi akademis.

Jumat, 5 Agustus 2022 - 10:51 WIB

Jakarta - Bulan Agustus adalah bulan istimewa dan amat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Karena pada bulan ini, 77 tahun lalu Indonesia untuk pertama kalinya memproklamirkan kemerdekaan. Kata “untuk pertama kalinya” sengaja dituliskan untuk menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan dari belenggu kolonialisme dan imperialisme hanya terjadi satu kali yakni pada 17 Agustus 1945.

Sebelumnya tidak ada proklamasi kemerdekaan yang pernah diucapkan oleh siapapun. Padahal pendudukan bangsa asing atas gugusan kepulauan di Nusantara ini sudah berlangsung sejak lama dan dilakukan secara silih berganti sejak abad ke 16 yang dimulai dari masa pendudukan Portugis (Portugal), VOC, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang.

Pertanyaanya benarkah sedemikian lama bangsa Indonesia dijajah? Apakah gugusan kepulauan yang kini sebidang dengan Indonesia seluruhnya dijajah Belanda pada saat yang bersamaan? Pertanyaan serupa juga sebenarnya disampaikan oleh Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) ketika peringatan hari lahir Pancasila 1 Juni lalu.

Pertanyaan tentang apakah Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun harus dijawab dengan narasi akademis. Meskipun akan menghasilkan jawaban yang panjang. Tetapi namanya sejarah harus bertolak dari data yang akurat. Selain itu mungkin bagi kalangan umum akan kaget mendapati kenyataan bahwa bila pertanyaan penjajahan yang dimaksud ialah penjajahan terhadap bangsa Indonesia, maka akan diperoleh waktu yang jauh lebih singkat dari yang selama ini diketahui.

Lamanya dijajah

Kalangan umum pernah begitu lama meyakini bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Adalah Presiden Soekarno yang mengungkapkannya dalam beberapa kesempatan. Ungkapan dijajah 350 tahun itu juga bisa ditemukan dalam buku Dibawah Bendera Revolusi.

Pendapat tersebut kemudian disanggah oleh sejarawan UI keturunan Belanda G.J Resink. Melalui bukunya berjudul “Bukan 350 Tahun Dijajah” Resink menilai narasi 350 tahun dijajah tidak lebih dari propaganda. Karena kenyataannya Indonesia tidak dijajah selama itu. Resink menguatkan karyanya melalui pendekatan hukum yang ditunjang dengan dokumen-dokumen perjanjian. Ia sampai pada kesimpulan bahwa ketika hegemoni kolonial bertahta, ternyata masih terdapat banyak otoritas lokal yang berdaulat.

Memang Indonesia sebagai konsep negara kesatuan belum ada ketika Belanda pertama kali datang pada tahun 1596. Dan lagi tidak semua wilayah yang kini sebidang dengan Indonesia dijajah secara bersamaan. Aceh dan Kerajaan Badung (Bali Selatan) saja baru takluk pada Belanda sekitar pertengahan dekade pertama abad 20.

Muncul pertanyaan apakah para sejarawan di luar atau sebelum Resink tidak mengetahui fakta historis tersebut? Saya tidak yakin. Sebab pengetahuan tentang “mitos” Indonesia dijajah selama 350 tahun sebenarnya bukan hal yang baru bagi para sejarawan. Mungkin yang lebih tepat bukannya tidak mengetahui, melainkan disebabkan oleh kurangnya perhatian sejarawan kita terhadap penelitian menyeluruh terkait durasi kolonialisme di kepulauan Nusantara.

Selain itu seperti yang disebutkan di atas, untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan uraian yang panjang yang mencakup konsep tentang perasaan kebangsaaan, cakupan wilayah yang pernah diduduki, keterhubungan antar pemangku otoritas di gugusan kepulauan Nusantara, hingga pembahasan seputar nomenklatur nama Indonesia itu sendiri.

Misalnya ketika VOC bercokol selama hampir 200 tahun lamanya (1602-1799) nama Indonesia sebagai entitas politik memang belum terbentuk. Bahkan ketika pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan dari VOC sejak tahun 1800 (diselingi Prancis dan Inggris) sampai satu abad kemudian, Indonesia masih terdiri dari beberapa kepingan otoritas wilayah yang belum bersatu.

Perasaan kebangsaan

Memasuki abad 20, kehidupan sosial dan politik di Hindia Belanda menjadi sangat dinamis. Banyak sejarawan menilai perasaan kebangsaan mulai terbentuk sejak awal abad ke 20 yang ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi pribumi. Melalui organisasi pergerakan tersebut, kalangan pribumi memperoleh pengetahuan tentang pemikiran politik, dan konsep tentang bangsa yang merdeka.

Bila melihat pada proses lahirnya perasaan kebangsaan atau keindonesiaan dalam perspektif historis, maka kita akan memperoleh fakta bahwa bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda hanya kurang dari setengah abad lamanya. Belum lagi bila kita merujuk pada pengertian lahirnya perasaan kebangsaan yang satu melalui ikrar Sumpah Pemuda tahun 1928, maka durasi yang diperoleh hanya seperempat abad saja.

Dengan melihat fakta-fakta sejarah secara detail, kita akan memperoleh gambaran besar tentang periode kolonialisme yang dialami bangsa Indonesia secara nyata. Tetapi meski demikian kita tentu tidak dapat menyebut Soekarno telah menyebarkan kebohongan publik atas pernyataan 350 tahun Indonesia dijajah Belanda.

Soekarno nampaknya menghitung durasi lamanya Indonesia dijajah yang dikaitkannya dengan ketika pertama kali Belanda datang ke Banten tahun 1596. Memang bila hitungannya dimulai pada saat Belanda datang (1596) sampai tahun kemerdekaan (1945) hasilnya ialah 349 tahun. Atau 3,5 abad. Tetapi saat itu Belanda belum melakukan tindakan kolonialisasi.

Upaya kolonialisasi yang nyata setelah kedatangan Belanda baru terjadi enam tahun setelahnya, yakni ketika VOC didirikan pada tahun 1602. Itu pun secara administratif tidak bisa disebut sebagai penanda dimulainya otoritas kolonial atas nama kerajaan Belanda. Hal ini mengingat status VOC yang bukan sebagai negara atau kerajaan.

Dari sini kita bisa melihat bahwa sejarah akan membeberkan fakta-fakta yang terkait dengan banyak aspek mulai dari hukum administratif, luas teritorial daerah yang diduduki, serta kaitannya dengan kemunculan perasaan kebangsaan yang membuat kalangan awam mungkin menganggap hal tersebut terlalu rigid.

Tetapi perlu saya tambahkan bahwa “mitos” mengenai penjajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun juga tidak bisa dibantah seratus persen. Dengan lain perkataan, angka 350 tahun bukan benar-benar mitos.

Karena kenyataannya ketika pada masa awal berdirinya kekuatan asing entah atas nama Portugis, VOC, ataupun pada saat didirikannya Hindia Belanda memang sudah terdapat wilayah-wilayah yang sudah diduduki. Misalnya Maluku dan Jawa yang sudah mengalami getirnya pendudukan pada periode awal bercokolnya kolonialisme yang tentu tidak bisa kita hilangkan dalam narasi sejarah bangsa Indonesia.

Sejarah sebagai suatu disiplin ilmu memang harus senafas dengan narasi akademik yang berpijak pada data yang vital dan objektif. Tetapi bila sejarah dihadapkan pada konteks kebangsaan dan nasionalisme, akan sulit rasanya untuk meminggirkan realitas yang dialami oleh segelinitir wilayah pada periode awal pendudukan meski bangsa Indonesia saat itu belum terbentuk.

Sebagai konsekuensinya maka ikrar kebangsaan haruslah mengakomodir perjalanan historis dari tiap-tiap identitas budaya dan wilayah yang kini bersatu atas nama Indonesia. Ha itu pula yang mungkin tertanam dalam benak Presiden Soekarno ketika menyampaikan bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun.

*)Penulis Artikel: Hasan Sadeli, Mantan Aktivis PMII Lulusan Magister Ilmu Sejarah UI 

(ant/ari)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Sebanyak 600 Personil Kepolisian Diterjunkan, Pastikan 1.012.800 Pemilih Aman Memilih di 1942 TPS

Sebanyak 600 Personil Kepolisian Diterjunkan, Pastikan 1.012.800 Pemilih Aman Memilih di 1942 TPS

Polres Jombang menerjunkan 600 personil kepolisian yang tersebar di 306 desa dan kelurahan se Kabupaten Jombang
Terjadi Lagi Aksi Dugaan Penembakan Polisi, Pelajar SMK di Kota Semarang Jadi Korban Tewas

Terjadi Lagi Aksi Dugaan Penembakan Polisi, Pelajar SMK di Kota Semarang Jadi Korban Tewas

Seorang pelajar berinsial GR (16) di Kota Semarang, Jawa Tengah meninggal dunia usai diduga menjadi korban penembakan oleh oknum polisi.
Ancang-ancang Persiapan Haji 2025, Kemenag Batam Lakukan Seleksi Petugas

Ancang-ancang Persiapan Haji 2025, Kemenag Batam Lakukan Seleksi Petugas

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Batam, Zulkarnain Umar mengatakan pihaknya mulai melakukan proses seleksi petugas sebagai persiapan Haji 2025.
2 Pemain yang Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk TC Jelang Piala AFF 2024 Diberi Pesan Penting oleh Pelatih Bali United

2 Pemain yang Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk TC Jelang Piala AFF 2024 Diberi Pesan Penting oleh Pelatih Bali United

Sebanyak dua pemain yang dipanggil pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong untuk pemusatan latihan (TC) jelang Piala AFF 2024 diberi pesang penting oleh pelatih Bali United, Stefano Cugurra.
Pelaku Polisi Tembak Polisi AKP Dadang Iskandar Tak Diborgol dan Bebas Merokok, Kompolnas Buka Suara: Itu Agar...

Pelaku Polisi Tembak Polisi AKP Dadang Iskandar Tak Diborgol dan Bebas Merokok, Kompolnas Buka Suara: Itu Agar...

Sempat viral AKP Dadang Iskandar santai merokok dan tidak diborgol usai jadi pelaku polisi tembak polisi AKP Ulil Ryanto, Kompolnas akhirnya beri tanggapan.
Menteri PKP Maruarar Sirait: Tapera Seharusnya Sukarela, Bukan Wajib

Menteri PKP Maruarar Sirait: Tapera Seharusnya Sukarela, Bukan Wajib

“Posisi saya kalau tabungan, ya tabungan. Nama harus menyesuaikan dengan fungsinya (Tapera). Kalau mau wajib jangan pakai nama tabungan,” ujar Maruarar Sirait.
Trending
Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Pemain Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, berbicara kepada media Belanda perihal betapa gilanya dukungan dari masyarakat Indonesia yang menggemari sepak bola.
Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Singkat cerita, kejadian polisi tembak polisi terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari. AKP Ulil Ryanto tewas usai menerima tembakan dari AKP Dadang Iskandar.
Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers, bisa segera main bersama pemain keturunan Indonesia lainnya, Miliano Jonathans, di FC Twente [adabursa transfer Januari.
Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) jelaskan waktu terbaik untuk shalat hajat, tahajud dan amalan lain di waktu sepertiga malam terakhir.
Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Kiper Liga Yunani ini layak diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong untuk mengisi pos penjaga gawang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang ditinggal Maarten Paes
Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Akun resmi Timnas Indonesia telah merilis 33 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jelang Piala AFF 2024, yang akan diselenggarakan pada bulan depan.
Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Maarten Paes kini menjadi kiper utama di Timnas Indonesia dan menjadi aktor utama dalam perkembangan Skuad Garuda sejak putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 
Selengkapnya
Viral