Bandung, Jawa Barat - Tim Advokasi Front Persaudaraan Islam (FPI) Aziz Yanuar membenarkan kegiatan dalam video yang belakangan viral di media sosial berisi deklarasi Front Persaudaraan Islam atau FPI Jawa Barat, pada minggu 5 September 2021.
Aziz mengatakan, acara itu merupakan acara internal organisasi, yakni konsolidasi untuk melanjutkan perjuangan melalui Front Persaudaran Islam.
"Sebenarnya itu acara internal, acara organisasi biasa. Sama seperti acara perkumpulan klub mobil yang ngumpul di Puncak bogor. Jadi itu saja, bukan sesuatu yang mau disampaikan dan ini bagian dari konsolidasi," kata Aziz Yanuar, Rabu.
Aziz menyebut, semangat FPI versi baru ini tak jauh beda dengan FPI dahulu. Diketahui, peemerintah membubarkan FPI melalui Surat Keputusan Bersama enam menteri dan kepala lembaga yang diumumkan pada Rabu, 30 Desember 2020.
Aziz juga menegaskan bahwa kegiatan FPI 'REBORN' lebih mengkiritisi perkembangan atau isu-isu yang beredar selama ini, seperti untuk kemaslatan umat maupun potensi bencana.
“Sedikit banyak disinggung, misalnya daerah ustad siapa, disana ada perkembangan untuk perbantuan umat gak, ada bencana gak. Kalau ada bencana bagaimana cara mengatasi bantuan, bantuan dari mana, gitu-gitu aja,” kata dia.
Terkait pro dan kontra beredarnya video viral FPI 'REBORN', Menurutnya sangat wajar.
“Kalau ada aksi bakar-bakaran gedung, aksi korupsi, kalau yang pro kita tahu sendiri, berarti mendukung koruptor, pendukungnya orang-orang jahat. Sebaliknya, kalau ngumpul-ngumpulnya untuk membahas kebaikan. Kalau ada yang pro ya orang-orang yang suka kebaikan, kalau yang kontra berarti tidak suka kebaikan,sederhana saja sebenarnya,” paparnya.
Sebelumnya, viral di Media sosial Twitter video deklarasi Front Persaudaraan Islam atau FPI, di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Deklarasi FPI 'REBORN" dihadiri puluhan orang yang berbaju putih, terlihat berkumpul dalam ruangan. Dari rekaman video berdurasi 1 menit 51 detik itu disebutkan bahwa massa yang berkumpul merupakan perwakilan dari 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat. (Endra Kusumah/ito)
Load more