Jakarta - Polri telah menetapkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J. Selain Ferdy Sambo, Polri juga telah menetapkan Bharada E, Brigadir RR dan KM sebagai tersangka dalam kasus yang sama.
Ferdy Sambo adalah orang yang memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J. Sedangkan Brigadir RR dan KM berperan membantu dan menyaksikan penembakan Brigadir J.
Terbaru, Timsus Polri hari ini, Senin (15/8/2022) fokus selesaikan berkas perkara penembakan Brigadir J supaya secepatnya dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU).
“Timsus fokus penyelesaian berkas perkara untuk segera dapat dilimpahkan ke JPU,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo, Senin.
Berikut ini perjalanan kasus pembunuhan Brigadir J, mulai tanggal 9 Agustus 2022, atau sejak Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka hingga Minggu (14/8/2022) yang dirangkum redaksi tvonenews:
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Irjen Pol. Ferdy Sambo sebagai tersangka atas kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabatara atau Brigadir J, di Mabes Polri, Jakarta.
Kapolri mengungkap Irjen Pol Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Awalnya Brigadir J dilaporkan tewas akibat baku tembak antaranggota melibatkan Bharada E. Namun hasil penyidikan timsus, skenario tembak-menembak itu tidak terbukti, yang ada adalah Bharada E menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo, dengan senjata Brigadir RR, sementara senjata Brigadir J digunakan oleh Ferdy Sambo untuk menembak dinding rumah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolri juga menegaskan Ferdy Sambo membuat rekayasa tembak menembak di TKP Duren Tiga.
Dalam peristiwa ini Timsus telah menetapkan empat orang sebagai tersangka, yakni Irjen Pol. Ferdy Sambo, Bharada E, Bribka RR dan KM. Keempatnya disangkakan dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
Selain menetapkan Irjen Pol. ferdy Sambo sebagai tersangka, Kapolri juga mengungkapkan bahwa 31 personel Polri diduga melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. Kapolri juga menegaskan bahwa jumlah tersebut masih dapat bertambah.
Pelanggaran itu berupa tidak profesional dalam mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J, seperti; tidak profesional penanganan TKP dan mengambil CCTV di sekitar TKP.
Load more