Satu jam kemudian Bung Karno merasa lebih segar dan bersemangat. Belakangan diketahui bahwa madu yang diberikan tuan rumah bernama Sidr Bahiyah yang didapat dari Hadhramaut Yaman, tanah kelahiran Faradj Martak. Madu Sidr diketahui memiliki bermacam khasiat, salah satunya membunuh aneka bakteri tanpa efek samping.
Madu asal Yaman itu mempunyai sifat antibiotik, antijamru, dan antiseptik. Setelah mengetahui khasiat madu Sidr, Soekarno rutin mengonsumsinya dan mendapat pasokan satu dus madu Sidr sekitar dua bulan sekali.
Rumah Pegangsaan Timur No. 56 jadi Saksi
Rumah Pegangsaan Timur Np. 56 menjadi saksi, pukul 09.00 WIB Bung Karno bangkit dan bersiap. Mengenakan setelan putih-putih ia menghampiri sahabatnya, Bung Hatta yang telah siap mendampingi mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tepat pukul 10.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945 di teras rumah Pegangsaan Timur No. 56 milik Faradj Martak, bangsa Indonesia telah memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka. Merdeka dari kolonialisme asing yang menindas selama ratusan tahun.
Sang Saka Merah Putih yang dijahit Fatmawati semalam pun dikibarkan. Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Surastri Karma Trimurti menjadi petugas pengibar bendera. Lagu kebangsaan Indonesia Raya secara mengharukan dikumandangkan. Rakyat yang ikut menyaksikan peristiwa itu turut hanyut dalam keharuan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Upacara singkat itu menjadi penanda awal berdirinya negara Indonesia yang merdeka. Bung Karno kemudian ditunjuk sebagai Presiden pertama bersama dengan Bung Hatta sebagai wakilnya. Sang presiden tak lantas lupa dengan jasa mulia sahabatnya Faradj Martak.
Bung Karno mengirimkan surat yang beliau tulis dan tandatangani sendiri lengkap dengan kop resmi istana Kepresidenan Republik Indonesia, ucapan terima kasih khusus untuk Faradj Martak.
Load more