Saat masa pendudukan Jepang Frans juga menjadi wartawan foto untuk Djawa Shimbun Sha, semacam Serikat Penerbit Surat Kabar.
Di tempat lain Frans juga bekerja untuk Surat Kabar Asia Raya, yang mana saat berkarier sebagai wartawan inilah akhirnya dia dapat bergerak bebas kemana-mana meski pada masa pendudukan Jepang sensor terhadap pemberitaan sangatlah keras.
Namun lewat momen ini juga yang mematangkan pengalamannya dalam dunia fotografi sekaligus melihat dengan mata kepala sendiri apa yang tidak diketahui orang kebanyakan dari kejamnya penjajahan.
Satu hari sebelum proklamasi kemerdekaan digaungkan dari kediaman Soekarno, pada malam harinya Frans mendengar kabar dari kawan-kawan pergerakan bahwa esok pagi momen bersejarah itu akan dilaksanakan setelah mendapat izin dari Laksamana Maeda.
(Kolase foto Mendur bersaudara. sumber:BBC)
Frans kemudian berangkat ke rumah Soekarno dengan berbekal kamera Leica serta satu buah roll film. Dia sebenarnya ragu mengenai informasi tersebut, namun tetap meyakinkan diri dan berangkat menuju jalan yang kini dikenal dengan nama jalan Proklamasi.
“Saya sendiri semula tidak percaya ketika seorang rekan wartawan Jepang dari Djawa Shimbun Sya pada tanggal 16 Agustus malam memberitahukan kepada saya bahwa keesokan hari tanggal 17 Agustus 1945 akan dilakukan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia", tulis Frans dikutip dari laman kebudayaan.
Sementara itu, sang kakak, Alex Mendur yang mengetahui berita tersebut dari rekan kerjanya di kantor berita Domei, yaitu Zahrudi (Kuswiah, 1986, 22). Kemudian juga berangkat dan perlu mendokumentasikan peristiwa tersebut agar jangan sampai terlewat untuk diabadikan.
Load more