Jakarta - Business of Twenty (B20) Indonesia mendorong dua B20 Legacy Programs tentang akselerasi transisi ramah lingkungan atau green transition yakni Carbon Center of Excellence dan Global Blended Finance Alliance. Business of Twenty adalah salah satu working grup dalam G20 atau Group of Twenty.
“Carbon Center of Excellence akan membantu dan memandu dunia usaha dalam memahami perdagangan karbon melalui hub pengetahuan serta practice sharing center,” kata Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam webinar B20-G20 Dialogue: Integrity and Compliance Task Force di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2022.
Sementara itu, menurut Shinta Kamdani, Global Blended Finance Alliance akan membantu dalam menghubungkan pemilik proyek ramah lingkungan dengan calon investor yang akan mendanai proyek itu.
Tujuan B20 adalah untuk memperkuat topik-topik prioritas B20 dengan memperkenalkan B20 Legacy Programs. Program B20 Legacy Programs dirancang bukan sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang terus berjalan bahkan setelah berakhirnya Presidensi G20 Indonesia.
Karena itu, B20 menggarisbawahi apa saja yang menjadi hal-hal penting yang memungkinkan untuk merealisasikan B20 Legacy Program dalam bidang-bidang prioritas B20. Salah satunya soal transisi ramah lingkungan.
Integrity and Compliance Task Force sebagai bagian dari B20 mendorong penerapan tata kelola berkelanjutan untuk mendukung inisiatif tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (Environmental, social, and corporate governance atau ESG) dan peran krusialnya untuk memungkinkan dunia usaha menjalankan transparansi dalam mencapai target pengurangan emisi serta memantau perkembangan inisiatif bisnis ramah lingkungan.
Shinta Kamdani sebelumnya sempat mengatakan bahwa ada tiga strategi B20 yang disiapkan untuk melaksanakan komitmen melanjutkan agenda COP26 Glasgow, guna mendorong swasta di Indonesia dan dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pertama, melalui transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan melalui usulan-usulan perubahan kebijakan yang lebih kondusif terhadap energi terbarukan dibanding energi fosil.
Strategi kedua melalui dukungan terhadap pembiayaan transisi ramah lingkungan atau green transition financing, khususnya untuk negara-negara berkembang. Ini dilakukan dengan pemberian dari penerimaan-penerimaan pajak karbon atau emisi untuk memberikan insentif pajak atau investasi di sektor yang lebih ramah lingkungan atau rendah emisi.
B20 juga mengupayakan pendanaan transisi hijau melalui mekanisme kerja sama voluntary carbon market dengan negara lain, agar perusahaan-perusahaan yang bisa menghasilkan kredit karbon dapat memperoleh pendanaan untuk memperluas investasi atau kegiatan usaha rendah emisi dari penjualan kredit karbon tersebut di pasar karbon global.
Adapun strategi ketiga adalah melalui kemudahan perdagangan dan investasi terhadap barang dan jasa hijau yang menjadi penting karena mesin rendah emisi biasanya sangat mahal, perlu investasi besar, dan impor. (HW)
Load more