"Jadi Pak sambo membuat kondisi seperti itu, menghubungi semua orang agar percaya (tembak menembak). Siapa yang dihubungi? Kompolnas, pemimpin redaksi sebuah TV besar, kemudian Komnas HAM, lalu anggota DPR," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Menurut Mahfud, dia sudah mengklarifikasi langsung 3 pihak, yakni Kompolnas, Komnas HAM, dan pemred di stasiun tv besar. Namun dia tidak berhasil mengklarifikasi langsung ke anggota DPR yang disebutkan.
"Sudah saya klarifikasi dan benar dihubungi oleh sambo ada yang ditelepon oleh Sambo memberitahu begitu. Itu satu yang anggota DPR tidak saya hubungi, pertama karena saya hubungi tidak diangkat, yang kedua karena itu bukan perbuatan pidana. Orang dihubungi itu kan bukan perbuatan pidana," ujarnya usai pertemuan dengan MKD.
"Saya tidak akan membicarakan nama orang (anggota DPR) yang diduga di situ karena itu bukan tindak pidana dan penjelasan saya sudah jelas di media massa semuanya, tidak lebih dari itu," katanya lagi.
Mahfud menjelaskan, Sambo menghubungi orang-orang tersebut pada Senin (11/7/2022), 3 hari setelah peristiwa pembunuhan Brigadir J.
"Itu (menghubungi sejumlah orang) dilakukan oleh Sambo hari Senin tanggal 11 (Juli 2022) bukan dalam rangka perencanaan pembunuhan, tapi sudah terbunuh. Tetapi (Ferdy Sambo) mau membuat alibi atau skenario alibi yang salah," tuturnya. (saa/act)
Load more