LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Jenderal Soeharto selamat saat peristiwa G30S PKI
Sumber :
  • Kolase Tvonenews.com/Istimewa

Para Jenderal Dihabisi Secara Sadis di Tragedi G30S PKI, Soeharto Justru Aman dan Tak Tersentuh, 'The Smiling General' Sembunyi di Tempat ini

Para Jenderal Dihabisi Secara Sadis di Tragedi G30S PKI, Soeharto Justru Aman dan Tak Tersentuh, 'The Smiling General' Sembunyi di Tempat ini. Adapun Soeharto..

Selasa, 6 September 2022 - 09:21 WIB

Jakarta - Para Jenderal Dihabisi Secara Sadis di Tragedi G30S PKI, Soeharto Justru Aman dan Tak Tersentuh, 'The Smiling General' Sembunyi di Tempat ini

Presiden RI ke-2 Soeharto merupakan sosok yang kontroversial karena ia adalah satu Jenderal TNI yang kala itu selamat pada peristiwa mencekam G30S PKI.
Pria berjuluk The Smiling General itu selamat dari incaran pasukan Cakrabirawa yang membantai sejumlah para petinggi TNI kala itu.

Hal itu menimbulkan banyak pertanyaan terkait Soeharto yang bisa lolos dari tragedi berdarah itu.

Sejumlah pihak pun tak sedikit yang berpendapat bahwa sebenarnya Soeharto-lah yang berada di balik peristiwa G30S PKI itu.

Baca Juga :


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Namun, benarkah begitu?

Teori keterlibatan Soeharto di peristiwa berdarah G30S PKI itu didukung sebuah pertanyaan sederhana: Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya?

Kala itu, pemerintah Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto menyiarkan kabar sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia dengan menyebut bahwa PKI adalah biang kerok peristiwa berdarah itu terjadi.

Namun seiring waktu, penculikan dan pembunuhan para jenderal pada 1 Oktober 1965 tak bisa dilihat sebagai kesalahan tunggal PKI.

Peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau Dewan Jenderal yang hendak mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI (2016) menulis, PKI mendapat informasi tersebut dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.


Dedengkot PKI, DN Aidit. (ist)

Pada tahun 1965, militer pecah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Di antaranya, sebagian kecil menjadi simpatisan PKI, partai yang pada saat itu merupakan salah satu partai politik terbesar.

Kader-kader PKI sukses menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Namun ada faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, negara-negara pemenang silih bersaing memperebutkan pengaruh.

Di berbagai negara, persaingan yang dikenal dengan 'perang dingin' ini membelah dunia menjadi dua.

Misalnya, Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Soekarno dan PKI lebih condong ke Uni Soviet dan justru terkesan antibarat.

Sedangkan Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Soekarno.


Presiden RI ke-2 dan Jenderal TNI Soeharto. (ist)

Dari keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Di antaranya Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka mendapat dukungan dari Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan Badan Intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Simpatisan pro PKI itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Soekarno.

Adapun ternyata rencana tersebut gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal justru dibunuh.

Soeharto Ada di Mana?

Dalam kesaksiannya di Mahkamah Militer, Latief, kala itu menceritakan alasannya tidak memasukkan nama Soeharto. 

"Karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).

Adapun Latief juga melapor ke Mayjen Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).


Presiden RI ke-2 Soeharto. (Ist)

Langkah mengejutkan tersebut dilakukan Latief setelah laporannya, kala itu, tak ditanggapi oleh Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat.

Latief menyebut sudah beberapa kali mewanti-wanti adanya upaya kudeta oleh Dewan Jenderal.

Menurut Latief, Jenderal Soeharto ketika itu hanya bergeming mendengar informasi itu.

Bahkan di malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.

Adapun Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.

Namun Soeharto memberikan kesaksian yang berganti-ganti. Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970 misalnya, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.

Soeharto saat itu  tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.

Namun kata Soeharto, Latief tidak memberi informasi apa-apa, justru malah mau membunuhnya saat itu juga.

"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.

Puncaknya pada 11 Maret 1966. Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Angkatan Darat mendapat mandat dari Soekarno untuk mengatasi keadaan.

Permintaan yang dikenal dengan Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) itu membuka pintu bagi Soeharto untuk mengambil kekuasaan dari Soekarno. 

Dan peristiwa itu membuat Soeharto muncul sebagai pahlawan.

Soeharto pun sukses menumpas PKI dan menjadi presiden.


Presiden RI ke-2 Soeharto. (ist)

Kala itu, setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Latief pun merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno," kata Latief. (abs)

Jangan Lupa Subscribe YouTube Tvonenews.com:

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Polisi Ambil Sampel DNA Bayi yang Diduga Tertukar di RSIJ Cempaka Putih Meski Sudah 3 Bulan Dikubur

Polisi Ambil Sampel DNA Bayi yang Diduga Tertukar di RSIJ Cempaka Putih Meski Sudah 3 Bulan Dikubur

Polisi telah membongkar makam bayi yang diduga tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Tertunduk Lesu, Lina Dedy Ibu Lady Aurellia Pramesti Minta Maaf atas Kasus Pemukulan Koas

Tertunduk Lesu, Lina Dedy Ibu Lady Aurellia Pramesti Minta Maaf atas Kasus Pemukulan Koas

Tim penyidik Kepolisian Daerah Sumatera Selatan memeriksa Lina Dedy dan Lady Aurellia Pramesti sebagai saksi kasus penganiayaan terhadap seorang dokter koas di sebuah kafe, Palembang, pada tanggal 10 Desember 2024.
Selain Dianiaya, Karyawan Toko Roti di Cakung Juga Diperas Pengacara: Selalu Minta Duit sampai Mamah Saya Jual Motor, Tiba-tiba

Selain Dianiaya, Karyawan Toko Roti di Cakung Juga Diperas Pengacara: Selalu Minta Duit sampai Mamah Saya Jual Motor, Tiba-tiba

Dwi Ayu Darmawati, korban penganiayaan oleh anak bos toko roti di Cakung, Jakarta Timur, mengaku kena pemerasan oleh pengacara kedua.
Wakil Ketua DPD RI Ucapkan Selamat Untuk Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mimika Terpilih

Wakil Ketua DPD RI Ucapkan Selamat Untuk Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mimika Terpilih

Wakil Ketua DPD RI Yorrys Raweyai mengucapkan selamat kepada pasangan Johannes Rettob dan bapak Emanuel Kemong yang terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mimika periode 2024-2029.
Uang Belum Cair, Farhat Abbas Murka dengan Tingkah Donatur Agus yang Malah Tuntut Pengembalian Dana, 500 Donatur Dikabarkan akan...

Uang Belum Cair, Farhat Abbas Murka dengan Tingkah Donatur Agus yang Malah Tuntut Pengembalian Dana, 500 Donatur Dikabarkan akan...

Farhat Abbas mengkritik perilaku beberapa donatur Agus yang menurutnya terlalu membesar-besarkan masalah padahal nominal donasi yang diberikan tidak signifikan.
Sesumbar Nguyen Quang Hai Usai Buat Gol Kemenangan Vietnam atas Timnas Indonesia, Blak-blakan Singgung Balas Dendam karena...

Sesumbar Nguyen Quang Hai Usai Buat Gol Kemenangan Vietnam atas Timnas Indonesia, Blak-blakan Singgung Balas Dendam karena...

Gelandang serang Vietnam, Nguyen Quang Hai mengungkap kesannya setelah menjadi pahlawan kemenangan The Golden Star Warriors atas timnas Indonesia di Piala AFF.
Trending
Suporter Timnas Indonesia Bernapas Lega, Erick Thohir Beri Kabar Baik Naturalisasi Dion Marks dan Tim Geypens, Bakal Tampil di Piala Asia U20?

Suporter Timnas Indonesia Bernapas Lega, Erick Thohir Beri Kabar Baik Naturalisasi Dion Marks dan Tim Geypens, Bakal Tampil di Piala Asia U20?

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan kabar terkini soal proses naturalisasi Dion Marks dan Tim Geypens untuk membela Timnas Indonesia di Piala Asia U20 2025
Jadwal Piala AFF 2024 Hari Ini: Big Match Singapura Vs Thailand, Nasib Malaysia Ditentukan Malam Nanti

Jadwal Piala AFF 2024 Hari Ini: Big Match Singapura Vs Thailand, Nasib Malaysia Ditentukan Malam Nanti

Jadwal pertandingan Piala AFF 2024 hari ini, Senin (17/12/2024), dua big match bakal tersaji termasuk duel Singapura kontra Thailand.
Beredar Kabar Kehamilannya dengan Pratama Arhan, Azizah Salsha Akhinya Muncul dan Bicara Soal Keadaannya: Akhir-akhir ini Aku...

Beredar Kabar Kehamilannya dengan Pratama Arhan, Azizah Salsha Akhinya Muncul dan Bicara Soal Keadaannya: Akhir-akhir ini Aku...

Selebgram Azizah Salsha belakangan ini dikabarkan tengah mengandung anak pertamanya dengan pesepak bola Timnas Indonesia, Pratama Arhan.
Shin Tae-yong Pusing Tujuh Keliling, Timnas Indonesia Punya Masalah Kronis Jelang Laga Penentuan di Piala AFF 2024 Kontra Filipina

Shin Tae-yong Pusing Tujuh Keliling, Timnas Indonesia Punya Masalah Kronis Jelang Laga Penentuan di Piala AFF 2024 Kontra Filipina

Shin Tae-yong punya permasalahan kronis dari Timnas Indonesia jelang pertandingan penentuan kontra Filipina pada ajang Piala AFF 2024 di Stadion Manahan Solo.
Curahan Hati Rising Star Timnas Indonesia ke Media Inggris, Bilang Semenjak Gabung Skuad Garuda Sebenarnya Dirinya Merasa...

Curahan Hati Rising Star Timnas Indonesia ke Media Inggris, Bilang Semenjak Gabung Skuad Garuda Sebenarnya Dirinya Merasa...

Inilah curhatan salah satu bintang muda Timnas Indonesia kepada media Inggris tentang perasaannya sejak bergabung dengan skuad Garuda.
Putusan MA Bikin Sakit Hati, Calon Gubernur Jawa Barat Ambil Langkah Mengejutkan untuk Segera Bebaskan Para Terpidana Kasus Kematian Vina Cirebon

Putusan MA Bikin Sakit Hati, Calon Gubernur Jawa Barat Ambil Langkah Mengejutkan untuk Segera Bebaskan Para Terpidana Kasus Kematian Vina Cirebon

Mahkamah Agung (MA) resmi memutuskan menolak permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan para terpidana kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.
Biaya Naturalisasi Warga Negara Asing, Termasuk Pemain Timnas Indonesia Sesuai PNBP 2024

Biaya Naturalisasi Warga Negara Asing, Termasuk Pemain Timnas Indonesia Sesuai PNBP 2024

Inilah jenis, syarat, dan biaya naturalisasi yang rencananya akan dilakukan oleh beberapa pemain sepakbola agar bisa membela Timnas di Piala Asia U-20 2025
Selengkapnya
Viral