Jakarta - Anggota Komisi I DPR Nurul Arifin buka suara terkait isu keretakan hubungan antara Panglima Jenderal TNI Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Nurul mengingatkan kepada sejumlah pihak agar tidak melakukan politik Divide et impera di TNI hingga membuat institusi menjadi terpecah belah.
"Jadi kalau ada pihak-pihak yang ingin melakukan divide et impera, saya berpikir dan berharap juga TNI bisa terus memegang semangat korsanya itu untuk terus dihidupkan," kata Nurul di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9/2022).
"Jadi jangan sampai ada politik devide et impera di TNI dan kemudian memecah-belah TNI menjadi terpecah-pecah," lanjut dia.
Di samping itu, ia melihat hubungan Andika dan Dudung masih solid secara kelembagaan. Ia menilai, jika ada masalah yang terjadi di antara mereka merupakan masalah individu. Atas hal itu, Nurul tidak ingin ikut campur.
"Karena dari kami sih, kami melihatnya kemarin solid-solid saja. Kalau memang panglima (Andika) menyebutkan hal-hal tertentu karena memang berpegang pada perundang-undangan. Jadi nggak ada masalah sih. Kalau ada masalah-masalah pribadi kita juga nggak mau tau," ujarnya.
Lebih lanjut, Nurul mengatakan akan memanggil Andika dan Dudung secara internal dan tertutup.
Load more