Jakarta - Pakar ekonomi sekaligus politikus tanah air, Rizal Ramli ikut memberikan komentar terkait keputusan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Cuplikan tayangan tersebut diunggah melalui kanal YouTube dengan nama Dr. Rizal Ramli. Dalam video tersebut, Rizal menjelaskan poin pertama bahwa, pemerintah bisa meningkatkan efisiensi pertamina.
“satu adalah tingkat kan dong efisiensi pertamina. bisa ditingkatkan 20% dengan motong pengeluarannya nggak perlu, mark up itungan saya itu dapat 100 triliun. Cukup itu, untuk tidak menaikkan BBM.” ujar Rizal Ramli, dikutip dari kanal Youtube Dr. Rizal Ramli Senin (5/9).
Poin kedua, menurutnya, negara tidak perlu menaikkan harga BBM karena harga minyak dunia sudah turun.
“Nah yang kedua adalah, kan harga BBM di seluruh dunia, oil seluruh dunia udah turun, dari 120 ke 90-an. Malaysia aja Petronas nurunin masa kita naikin. Tega amat sih ini, raja tega nih yang kuasa.” pungkasnya.
Terakhir, Rizal Ramli mengatakan bahwa pengeluaran terbesar negara adalah berasal dari pembayaran cicilan utang negara.
“yang ketiga adalah sebetulnya anggaran pemborosan paling besar, bakar uang paling besar adalah buat bayar pokok, bunga dan cicilan utang pemerintah. itu pokoknya cicilannya satu tahun 400 triliun, tahun ini” kata Rizal.
Rizal Ramli (Youtube Dr. Rizal Ramli/tangkapan layar)
Eks Menko Kemaritiman itu menghimbau agar pemerintah bisa merestrukturisasi hutang agar bisa mengurangi beban bunga utang.
“Kenapa sih ini Pemerintah canggih dikit deh, kreatif dikit. Negosiasi dong, restrukturisasi hutang itu. dengan debt swap dengan nature swap lain-lain, sehingga beban bunga itu bisa dikurangi 200 triliun. sehingga nggak perlu naikkan BBM.” jelas Rizal.
Rizal Ramli merasa prihatin dengan masyarakat yang baru perlahan menghirup napas lega dari pandemi covid, kini harus terbebani lagi dengan kenaikan harga BBM.
“Ini pemerintah yang enggak kreatif, semua kesalahan hitung mereka, perkiraan mereka, dibebankan ama rakyat. Padahal ada cara-cara lain, supaya rakyat kita kasih nafas dulu dah. baru aja abis covid, baru mau bangkit dibebankan lagi dengan harga BBM.” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara resmi menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Keputusan tersebut kemudian mendapat banyak respon dari berbagai pihak.
"Pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan subsidi. Keputusan dalam situasi sulit ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM," jelas Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Pemerintah menaikkan harga BBM Pertalite menjadi Rp10 ribu per liter dari Rp7.650 per liter, harga Solar dari Rp5.150 rupiah per liter menjadi Rp6.800 per liter serta harga Pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter. (Mzn)
Jangan lupa tonton da subscribe YouTube tvOnenews.com:
Load more