LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Sjam Kamaruzzaman
Sumber :
  • Dok.Salim Said - Wikipedia

Jejak Misterius Sjam Kamaruzzaman, Sosok Penting yang Disebut Sebagai Pemimpin Sesungguhnya Operasi Militer G30S PKI

Kawan Sjam, begitu pria dengan nama lengkap Sjam Kamaruzzaman bin Ahmad Mubaidah ini kerap disapa, Ia adalah salah satu tokoh kunci dalam G30S PKI tahun 1965.

Kamis, 8 September 2022 - 05:25 WIB

Kawan Sjam, begitu pria dengan nama lengkap Sjam Kamaruzzaman bin Ahmad Mubaidah ini kerap disapa kawan-kawannya, Ia adalah salah satu tokoh kunci dalam peristiwa G30S PKI pada tahun 1965. 

Banyak orang menyebut Gerakan 30 September PKI atau G30S PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Cakrabirawa, pasukan pengawal Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Tapi sebagian orang menyebut, justru pemimpin operasi sesungguhnya adalam Sjam Kamaruzzaman.

Menurut sejarawan Salim Said, untuk mengerti G30S PKI, Peran Sjam amat penting diungkapkan. Sebagaimana penuturan Letnan Kolonel Penerbang Heru Atmodjo dalam bukunya, Gerakan 30 September: Kesaksian Letkol (Pnb.) Heru Atmodjo, adalah Sjam yang sebenarnya langsung memimpin operasi militer Gestapu pada satu Oktober pagi itu.

Heru Atmodjo yang berada di Senko, pusat kegiatan Gestapu pada pagi hari itu merasa heran melihat bagaimana Sjam, seorang sipil, memimpin langsung operasi militer, sementara di sekitarnya ada Brigjen Supardjo, Letkol Untung, serta Kolonel Latief.

Baca Juga :

Foto: Brigjen Suparjo (kiri) dan Sjam Kamaruzzaman (kanan) - Dok-Wikipedia dan Salim Said.

Brigjen Suparjo dalam dokumen otokritik yang coba ia selundupkan ke penjara Marsekal Omar Dhani mengatakan, operasi militer G30S PKI gagal karena staf pimpinan dibagi 3, yaitu, Kelompok Ketua, Kelompok Sjam CS, dan Kelompok Untung CS. Menurut Suparjo, seharusnya operasi berada di satu tangan. 

"Karena yang menonjol ketika itu adalah gerakan militer, maka sebaiknya komando pertempuran diserahkan saja kepada kawan Untung dan kawan Sjam bertindak sebagai komisaris politik. Atau sebaliknya, kawan Sjam memegang komando tunggal sepenuhnya." jelas Suparjo, dikutip dari Victor M Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi".

Menurut Supardjo, sistem komando dibagi bersaf-saf, ternyata menghasilkan terlalu banyak diskusi-diskusi yang memakan waktu sangat lama, sedangkan pada moment tersebut dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat, karena persoalan setiap menit berganti-ganti, susul-menyusul dan tiap-tiap taraf persoalan harus satu persatu secepat mungkin ditanggulangi. 

 

Siapa Sesungguhnya Kawan Sjam?

Siapa sesungguhnya Sjam Kamaruzzaman atau Kawan Sjam?, ketika berada dalam tahanan militer, kawan-kawannya sesama tahanan politik menjauhinya, orang kepercayaan Aidit yang menjabat sebagai Kepala Biro Khusus PKI tersebut kerap diteriaki sebagai "Agen CIA!".

Dalam beberapa catatan menyebutkan, Sjam adalah pria dengan banyak nama samaran. Sebagai Kepala Biro Khusus PKI, Sjam juga diketahui telah melakukan banyak penyusupan kedalam tubuh tentara dan mempengaruhi mereka untuk bergabung dalam barisan PKI.

"Selain peran-peran agen asing, yang juga amat penting, bahkan mutlak diteliti, adalah peran Sjam Kamaruzzaman bin Ahmad Mubaidah. Sebagai intel dan Kepala Biro Khusus PKI, Sjam dicurigai beberapa kalangan bekerja untuk beberapa pihak sekaligus." tulis Salim Said dalam bukunya "Dari Getapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian" terbitan Mizan 2013. 

Foto: Sjam Kamaruzzaman (Dok.Salim Said: Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian)

Menurut penuturan Anak Marhaen (A.M.) Hanai, salah seorang tokoh Angkatan 45 dan anak angkat Presiden Soekarno,dalam bukunya yang berjudul Menggugat Kudeta Soeharto Dari Gestapu ke Supersemar, pada zaman Revolusi Sjam Kamaruzzaman, yang lahir pada 30 April 1924 di Tuban, Jawa Timur, bekerja sebagai intel polisi di Pati, Jawa Tengah. 

Foto: Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI

Di kemudian hari berseliweran informasi mengenai berbagai kegiatan intel yang pernah dikerjakan Sjam, terutama adalah kegiatannya sebagai intel tentara.

"Disebutkan bahwa di Jakarta, Sjam pernah menjadi intel Kodam Jaya, di Jawa Barat pernah menjadi intel untuk Kolonel Suwarto, Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Yang tetap menjadi pertanyaan, apakah Sjam bekerja di kalangan militer sebagai orang PKI atau dia adalah agen tentara yang disusupkan ke dalam PKI." tulis Salim. 

Lebih lanjut menurut Salim, kekacauan dan akhirnya kegagalan operasi Gestapu pimpinan Sjam itulah yang mendorong Heru Atmodjo mencurigai operasi Gestapu itu sebagai gerakan militer yang memang dirancang untuk gagal.

"Tidak terlalu sulit sebenarnya untuk mengerti dasar kecurigaan Heru Atmodjo tentang sosok Sjam. Lihat saja bagaimana pasukan yang ditugaskan di Monas tidak disiapkan logistiknya. Akibatnya, mereka kelaparan. Sebagian dari mereka (Batalion 530 dari Brawijaya) dengan mudah siang itu ditarik masuk ke Kostrad untuk disuguhi makan siang." ungkap Salim Said. 

"Batalion 454 dari Diponegoro yang dalam keadaan kelaparan mundur ke wilayah Pangkalan Udara Halim, mendapatkan makan yang secara tergesa-gesa disiapkan oleh Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kolonel Udara Wisnu jajengminardo." lanjutnya.

Foto: Cuplikan Film Pengkhianatan G30S PKI, Sjam memimpin rapat.

Lalu, bagaimana harus menjelaskan bahwa seorang jenderal, seorang kolonel, seorang letnan kolonel, dan sejumlah mayor, kapten, dan letnan, secara berjamaah menjadikan diri mereka anak buah seorang sipil dalam sebuah operasi militer yang begitu penting dan rumit?

Apakah keputusan PKI mendukung gerakan para “perwira berpikiran maju” dibawah pimpinan Letnan Kolonel Untung diubah oleh Sjam di lapangan, dari posisi hanya sebagai “pendukung” berubah menjadikan pemimpin operasi?.

 

Sjam Disebut Perintahkan Pembunuhan Para Jenderal AD

Dalam catatan Salim Said, pada sidang Mahmillub, Sudisman tidak membicarakan penyimpangan yang dilakukan Sjam dalam operasi militer G30S PKI tersebut. Sudisman hanya menegaskan bahwa Sjam berhubungan langsung dengan DN Aidit. Artinya, Sudisman tidak tahu apa persisnya perintah Aidit kepada Sjam.

Sebagaimana yang disaksikan beberapa tokoh Gestapu yang berada di sekitar Sjam pada pagi hari 1 Oktober di Senko, adalah Sjam yang memerintahkan pembunuhan dua jenderal yang tiba dengan selamat di Lubang Buaya, ketika yang lainnya sudah terlebih dahulu terbunuh di rumah masing-masing.

"Juga perlu dicatat bahwa Brigjen Supardjo, Kolonel Latief, maupun Letnan Kolonel Untung, semua mengaku terkejut ketika tahu terjadinya pembantaian tersebut. Supardjo, Latief, dan Untung memang tidak punya akses langsung kepada pasukan yang bertugas di lapangan pada pagi itu. Ini juga fenomena yang aneh." jelas Salim dalam bukunya.

Dalam analisanya, Salim memperkirakan beberapa memungkinan. Pertama, kenyataan tersebut bisa diterangkan, bahwa terbunuhnya lima jenderal sebelum tiba di Lubang Buaya bukan atas perintah Sjam yang memimpin operasi.

Tapi, terbantainya ke lima pimpinan Angkatan Darat tersebut kemudian disadari oleh Sjam sebagai tanda Gestapu sudah gagal. Karena itu, sisa dua jenderal yang selamat tiba di Lubang Buaya diperintahkan oleh Sjam untuk sekalian saja dihabisi. Mereka berdua toh sudah tidak berguna lagi. Keduanya tidak mungkin lagi dihadapkan kepada Presiden Soekarno.

Kemungkinan kedua, bertolak belakang dari kemungkinan pertama, tetap terbuka kemungkinan meski amat kecil pembunuhan ke enam jenderal adalah justru atas perintah Sjam yang bertindak sesuai dengan arahan agen asing. 

"Lewat pembantaian tersebut, agen asing, seperti telah saya uraikan bermaksud melakukan provokasi kepada Angkatan Darat agar secepatnya bertindak melikuidasi Sukarno dan PKI. Kemung kinan yang amat kecil ini hingga sekarang belum menemukan dukungan data dan fakta pembenarannya." ungkap Salim.

Foto: Sjam Kamaruzzaman (Wikipedia)

Namun menurut Salim, kemungkinan ketiga, yang jauh lebih masuk akal, pembantaian atas lima jenderal di rumah masing-masing terjadi karena kepanikan prajurit di lapangan. Perintah yang harus mereka laksanakan adalah “para jenderal itu diambil hidup atau mati”. 

Dalam keadaan terjadi perlawanan seperti yang dilakukan Jenderal Ahmad Yani, misalnya, maka kekerasan sulit mereka hindarkan. Dan Jenderal Yani serta beberapa jenderal yang melawan, akhirnya semua memang terbantai. 

Pembunuhan memang tak terhindarkan karena persiapan penculikan tidak dilakukan dengan perencanaan yang teliti dan saksama. Keadaan yang demikian ini hampir bisa dipastikan disebabkan oleh kepemimpinan Sjam yang tidak ditopang oleh pengalaman militer dalam memimpin sebuah operasi yang rumit dan sensitif. (Buz)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Mulai Hari Ini Waspada! BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi cuaca Skstrem

Mulai Hari Ini Waspada! BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi cuaca Skstrem

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga kabupaten dan kota di Sulawesi Utara, mewaspadai potensi cuaca ekstrem beberapa hari ke depan.
Rekap Hasil Para Pemain Timnas Indonesia Abroad: Beda Nasib Thom Haye dan Mees Hilgers, Marselino Ferdinan Belum Debut

Rekap Hasil Para Pemain Timnas Indonesia Abroad: Beda Nasib Thom Haye dan Mees Hilgers, Marselino Ferdinan Belum Debut

Para pemain Timnas Indonesia yang berkarier di luar negeri alias abroad setelah Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada bulan November 2024 ini.
Timnas Indonesia Terima Kabar Baik dari Mees Hilgers Setelah Absen di Laga Terkini Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia Terima Kabar Baik dari Mees Hilgers Setelah Absen di Laga Terkini Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia menerima kabar baik dari Mees Hilgers usai absen dalam laga-laga terkini putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada November 2024 ini.
Polisi Tetapkan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Maut di Semarang Jadi Tersangka

Polisi Tetapkan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Maut di Semarang Jadi Tersangka

Polisi menetapkan DS (23), sopir truk tronton pengangkut aki yang menabrak sejumlah kendaraan dan ruko di Jalan Prof. Hamka, Kota Semarang, Jawa Tengah, sebagai tersangka.
Jadwal Final China Masters 2024: Hari Ini Jonatan Christie dan Sabar/Reza Siap Gondol Gelar Demi Akhiri Kutukan 16 Tahun

Jadwal Final China Masters 2024: Hari Ini Jonatan Christie dan Sabar/Reza Siap Gondol Gelar Demi Akhiri Kutukan 16 Tahun

Jonatan Christie dan Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani siap unjuk gigi di partai final China Masters 2024 pada Minggu (24/11/2024).
Kabar Baik untuk Timnas Indonesia! Musuh Bebuyutan Skuad Garuda Diterpa Situasi Ironis Jelang Piala AFF 2024, Apa Itu?

Kabar Baik untuk Timnas Indonesia! Musuh Bebuyutan Skuad Garuda Diterpa Situasi Ironis Jelang Piala AFF 2024, Apa Itu?

Timnas Indonesia mendapatkan kabar baik dari salah satu musuh bebuyutannya yang diterpa situasi ironis jelang gelaran Piala AFF 2024.
Trending
Jika Tak Kuat Bangun Jam 3 Pagi untuk Tahajud, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Kerjakan Dua Shalat Sunnah ini Sebelum...

Jika Tak Kuat Bangun Jam 3 Pagi untuk Tahajud, Ustaz Adi Hidayat Sarankan Kerjakan Dua Shalat Sunnah ini Sebelum...

Ustaz Adi Hidayat (UAH) membagikan solusi terhadap orang mukmin tidak kuat shalat Tahajud harus bangun tidur jam 3 pagi bisa isi dua ibadah shalat sunnah ini.
Mantan Kabareskrim Dengan Tegas Sebut AKP Dadang Iskandar dengan Sengaja 'Bidik' Kepala AKP Ulil, Katanya.....

Mantan Kabareskrim Dengan Tegas Sebut AKP Dadang Iskandar dengan Sengaja 'Bidik' Kepala AKP Ulil, Katanya.....

Mantan Kabareskrim Polri Tahun 2009-2011 Komjen Pol (Purn) Ito Sumardi mengatakan AKP Dadang Iskandar diduga sengaja berniat membunuh AKP Ryanto Ulil Anshar.
Bintang Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Masuk Daftar Susunan Pemain, Oxford United Tumbang 2-6 dari Middlesbrough

Bintang Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Masuk Daftar Susunan Pemain, Oxford United Tumbang 2-6 dari Middlesbrough

Bintang muda Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan masuk daftar susunan pemain Oxford United saat dikalahkan Middlesbrough dengan skor telak 2-6, Sabtu (23/11).
Motif Polisi Tembak Polisi di Sumbar Terungkap, Isu Bekingan Tambang Ilegal Mencuat

Motif Polisi Tembak Polisi di Sumbar Terungkap, Isu Bekingan Tambang Ilegal Mencuat

Baru-baru ini kembali terjadi kasus polisi tembak polisi yang menggemparkan. Kali ini kasus tersebut terjadi di Solok, Sumatera Barat.
Terungkap Pengakuan AKP Ulil Ryanto kepada Keluarganya Sebelum Tewas Jadi Korban Polisi Tembak Polisi, Keluarga Makin Curiga...

Terungkap Pengakuan AKP Ulil Ryanto kepada Keluarganya Sebelum Tewas Jadi Korban Polisi Tembak Polisi, Keluarga Makin Curiga...

Kematian Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto menyisakan luka mendalam bagi keluarga. Terungkap satu bulan yang lalu, pria 34 tahun itu bilang..
Pengakuan Jujur Keluarga AKP Ulil Ryanto Korban Polisi Tembak Polisi Tak Terbendung: Dia Tak Bisa Ditawar-tawar!

Pengakuan Jujur Keluarga AKP Ulil Ryanto Korban Polisi Tembak Polisi Tak Terbendung: Dia Tak Bisa Ditawar-tawar!

Korban polisi tembak polisi yang menewaskan Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar menyisakan kepedihan bagi keluarga mendiang. Dia bilang...
Jangan Kaget Jika Rezeki Tiba-tiba Mengalir Deras, Kata Ustaz Adi Hidayat Karena Sedekah Kepada …

Jangan Kaget Jika Rezeki Tiba-tiba Mengalir Deras, Kata Ustaz Adi Hidayat Karena Sedekah Kepada …

Sedekah adalah amalan terkuat. Namun Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, di antara sekian banyak orang yang bisa diberikan sedekah, ada yang utama untuk diberikan.
Selengkapnya
Viral