Belitung - Wisata penanaman mangrove secara digital oleh masyarakat di Desa Sungai Kupah, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat menjadi salah satu strategi pengembangan ekonomi biru.
“Wisatawan bisa menanam langsung ke lokasi wisata kami, lalu pohon yang ditanam akan kami titik koordinat-kan,” kata Ketua Kelompok Wisata Mangrove Digital Rudi Hartono dalam salah satu sesi Development Ministerial Meeting G20 bertajuk Showcasing Session of Blue Economy Initiatives di Belitung, Kamis, 8 September 2022.
Rudi adalah penggerak pemuda-pemudi di Desa Sungai Kupah untuk pengembangan ekonomi biru. Menurut dia, wisata penanaman mangrove digital adala salah satu inovasi yang mereka kembangkan. “Program wisata ini akan memberi nilai tambah bagi ekonomi daerah,” ujarnya.
Menurut Rudi, Desa Sungai Kupah adalah desa di pesisir yang berhadapan langsung dengan Laut Natuna. Desa Sungai Kupah itu terletak di penghujung hulu Sungai Kapuas, sedangkan hilirnya berada di Selat Karimata yang berbatasan dengan Laut Natuna dan melewati garis khatulistiwa.
Di Desa Sungai Kupah terdapat benteng pembatas berupa hutan mangrove. Sayang, hutan mangrove yang menjadi benteng perlindungan desa ini telah terkena abrasi pada sepanjang tahun 2000 hingga 2017. Akibatnya desa Sungai Kupah sering terterjang ombak besar dan banjir.
Kondisi ini membuat Rudi dan pemuda-pemudi Desa Sungai Kupah tergerak untuk berinovasi untuk memperbaiki ekosistem mangrove, sekaligus memberi nilai tambah bagi perekonomian desa. “Sejak 2017 kami berdiskusi tentang abrasi di desa ini hingga kami mendapat sebuah komitmen bersama untuk mereboisasi hutan mangrove kami,” ujar Rudi.
Rudi dan kawan-kawan mencanangkan penanaman mangrove digital. Para wisatawan dapat menanam mangrove baik secara mandiri datang maupun melalui panitia yang sebelumnya harus registrasi secara online.
Load more