Bahkan, perbedaan itu bisa berpotensi memunculkan gerbong atau kubu yang berbeda. Namun, tidak dengan TNI.
Kata dia, di TNI perbedaan seperti itu dilarang karena diibaratkan seperti pengkhianatan. Maka itu, ia meminta Effendi jangan membaca TNI dengan memakai kacamata parpol.
"Tidak mungkin KSAD tidak ikut hadir dalam acara yang didatangi Panglima kalau tidak ada tugas yang penting," ujar Kholis.
Menurut dia, keterikatan antara Panglima TNI dengan KSAD terlihat dari tugas dan tanggungjawabnya. Pun, dia menyebut seorang KSAD punya peran penting dalam mendidik personel angkatan darat.
Dia menyampaikan prajurit TNI AD dapat pembinaan langsung dari KSAD yang nantinya digunakan panglima dalam sebuah misi operasi. Lalu, jika KSAD ingin pakai satuan dalam TNI AD maka hal itu harus seizin panglima.
"KSAD itu pimpinan kesatuan. Mereka itu lebih fokus pada pembinaan internal. Sehingga program-program mereka itu mengkader militer, mengkader personel yang nantinya akan dipakai oleh panglima karena panglima (adalah) pengguna pasukan," jelasnya.
Ia menekankan seorang KSAD yang memimpin divisi TNI AD mustahil beda haluan dengan panglima.
Load more